Minggu, 2 April 23

Pengamat: Punya Muatan Politis, Isu Penyadapan Diabaikan Saja

Pengamat: Punya Muatan Politis, Isu Penyadapan Diabaikan Saja

Jakarta, Obsessionnews – Pengamat Intelijen Wawan H Purwanto meminta pemerintah RI tidak perlu menggubris isu penyadapan yang dikaitkan dengan sejumlah pejabat Indonesia. Wawan menilai isu itu bermuatan politis untuk menggagalkan eksekusi mati gelombang kedua.

“Yang waktu itu penyadapan sudah diungkap di zaman Australia, Inggris dan Amerika, tapi sekarang diangkat lagi karena ini kaitan politis,” ujar Wawan saat dihubungi Obsessionnews, Sabtu (7/3/2015).

Ia menyebut isu penyadapan merupakan cerita lama yang kini diungkit kembali oleh Selandia Baru dan Australia menjelang eksekusi terpidana mati kasus narkotika oleh Kejaksaan Agung.

“Kebetulan karena ada masalah eksekusi ini dimunculkan untuk tujuan tertentu. Karena Australia sedang berupaya gagalkan eksekusi,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, belum ada kasus baru terkait penyadapan. Pasalnya, pihak keamanan dan intelijen tidak melaporkan adanya tindakan ilegal tersebut.

Retno mengaku telah berkomunikasi dengan perwakilan RI di luar negeri. Mereka melaporkan tidak ada upaya penyadapan setelah Australia dan beberapa negara menolak Indonesia mengeksekusi mati terpidana narkoba.

Australia dan Selandia Baru disebut-sebut menyadap jaringan telekomunikasi Indonesia. Kedua negara tersebut bekerja sama mencegat lalu lintas milik Telkomsel yang mempunyai 122 juta pelanggan.

Demikian dokumen yang dibocorkan mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional (NSA) AS Edward Snowden, seperti dikutip media Australia, The Sydney Morning Herald (SMH), Kamis (5/3/2015).

Dokumen tersebut mengungkapkan bahwa Direktorat Sinyal Australia bekerja sama dengan Biro Keamanan Komunikasi Selandia Baru memata-matai jaringan telekomunikasi Indonesia dan Pasifik Selatan.

Australia dan Selandia Baru mencegat komunikasi satelit dan kabel telekomunikasi bawah laut, serta berbagai data, dari panggilan telepon, e-mail, hingga pesan media sosial.

Sementara, Badan Intelijen Negara (BIN) masih mendalami informasi ihwal penyadapan tersebut. BIN mengklaim telah melakukan pengamanan komunikasi. “Saya rasa itu kita dalami,” ujar Kepala BIN Marciano Norman.

Menurut Marciano, BIN sudah melakukan upaya-upaya untuk peningkatan keamanan komunikasi. Namun, dia enggan menjelaskan lebih rinci langkah pengamanan yang dilakukan. “Kita menggunakan sarana-sarana komunikasi yang kita miliki,” ucap dia. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.