Jumat, 19 April 24

Pemerintah Turunkan Harga BBM, Inflasi Belum Tentu Turun

Pemerintah Turunkan Harga BBM, Inflasi Belum Tentu Turun

Jakarta – Pengamat Ekonomi dari Universitas Padjajaran (Unpad), Ina Primiana, menilai kebijakan pemerintah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premiun dan Solar kurang matang.

“Pemerintah, ketika menaikkan atau menurunkan itu kurang perencanaan sehingga mereka juga tidak siap. Jadi saya pikir saat inipun belum akan diikuti dengan penurunan harganya,” ujar dia kepada Obsessionnews.com di Jakarta, Minggu petang (18/1/2014).

Akibatnya ia memprediksi dampak dari penurunan harga BBM yang kedua kalinya dalam bulan Januari inipun tidak akan merubah inflasi secara drastis.

“Kalau menurut saya dalam satu bulan ini belum langsung berdampak kepada inflasi, karena orang umumnya belum berani langsung menurunkan harga juga kan. Jadi tidak akan jauh dari pencapaian kemarin,” tambah dia.

Kecuali, lanjut dia, jika pemerintah sudah memiliki perhitungan yang matang dan dapat mengendalikan rantai pasok industri kebutuhan pokok masyarakat sehingga berhasil menurunkan harga komuditas secara menyeluruh.

Namun menurut Ina hal itu tetap tidak dapat dilakukan secara mendadak dan serentak. Alasannya, dengan trend kemungkinan harga BBM yang sering berubah akan membuat para pengusaha dan pedagang mengambil sikap hati – hati.

Mulai pengumuman perubahan harga BBM Jum’at (16/01/2015) lalu hingga dua minggu kedepan, mereka akan berusaha mencari titik keseimbangan lagi. Artinya, jika kenaikan harga BBM dapat langsung diikuti kenaikan komuditas lainnya, dalam penurunan harganya tidak.

“Kalaupun pemerintah memaksa turun, itu tetap harus melihat rantai distribusinya bagus atau tidak, kelancarannya bagaimana, kemudian moda komuditasnya seperti apa dan sebagainya,” tambah dia.

Berbeda dengan Ina, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menyatakan bahwa inflasi pada bulan ini masih cukup terkendali seiring dengan kebijakan pemerintah yang kembali menurunkan harga BBM.

“Kita memperhatikan bahwa inflasi tahun ini khususnya Januari akan cukup terkendali. Bahkan cukup rendah karena di awal tahun pemerintah mengumunkan penurunan harga BBM.” ujar dia kepada wartawan di Jakarta, Minggu (18/01/2015)

Selain itu, lanjut dia, kemungkinan penurunan inflasi bulan ini juga tidak terlepas dari neraca perdagangan yang diprediksi kembali positif pada bulan Desember 2014 setelah November 2014 lalu sempat defisit sampai 0,42 miliar Dolar Amerika Serikat (AS).

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil bahkan optimis bulan ini akan terjadi deflasi. “Dampaknya terhadap inflasi saya yakin pada Januari akan deflasi, tapi belum tahu angka pastinya,” ujar dia di Jakarta, Jum’at (16/01/2015).

Menurut dia hal tersebut akan terjadi karena kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga BBM jenis Premiun dan Solar, disamping juga harga LPG dan Semen akan diikuti dengan penurunan harga – harga kebutuhan lainnya.

Selain itu, deflasi Januari ini juga akan dipicu oleh produksi beras dalam negeri yang kini sedang memasuki masa panen seperti di Banten dan Jawa Tengah. Disamping itu, pemerintah juga akan tetap menyalurkan Beras Miskin (Raskin) pada bulan ini. (Kukuh Budiman)

Related posts