Jakarta, Obsessionnews – Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengakui sejumlah perusahaan belakangan terus mengeluhkan tingginya harga gas dan bbm di pasaran. Padahal di beberapa negara justru harganya lebih murah.
Tidak hanya itu, Pramono juga mengatakan perusahaan itu keberatan pengenaan pajak harga BBM dan gas untuk kebutuhan dalam negeri, sementara untuk impor justru tidak dikenakan pajak.
“Ini yang terus kita kaji,” ujar Seskab di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (3/12/2015).
Presiden Jokowi memimpin rapat terbatas yang membahas urusan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Pertamina, di kantor Presiden, Jakarta. Selain Pramono hadir pula sejumlah menteri Kabinet Kerja.
“Selain membahas masalah pembangunan kilang minyak, juga membahas mengenai kemungkinan penurunan harga bahan bakar minyak dan gas,” ungkap dia.
Seskab Pramono Anung sendiri mengemukakan, bahwa ratas dengan PLN dan Pertaminan itu berkaitan dengan rencana pembangunan kilang baru, dan juga melakukan efisiensi terutama untuk harga gas yang dirasa masih cukup mahal.
Seskab menjelaskan, Pemerintah berkomitmen untuk membangun beberapa kilang baru di Jawa Timur, kemudian di Jawa Barat dan juga satu lagi di Kalimantan Timur.
“Kenapa ini dilakukan, karena kita baru terakhir membangun kilang itu di Balongan, sudah terlalu lama,” terang Seskab.
Ia menduga tidak dibangunnya kilang minyak itu mungkin karena ada yang mendesain supaya minyak kita itu tidak efisien dan pemerintah berkomitmen untuk segera membangun itu. (Has)
