
Jakarta, Obsessionnews – Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengkritik masifnya media massa dalam memberitakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Menurutnya, media sejauh ini sudah berlebihan menyajikan berita-berita mengenai ISIS yang pada dasarnya justru tidak memberikan manfaat kepada masyarakat.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini justru khawatir apabila media terus menerus memberitakan ISIS dengan segala mecam propaganda dan agamanya, nantinya malah akan membuat masyarakat semakin penasaran, dan bisa memberikan inspirasi yang negatif.
“Saya kira pemberitaan ISIS sudah berlebihan, jangan lah terlalu banyak dipromosikan, nanti bisa membuat orang terinspirasi,” ujarnya kepada wartawan di DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (26/3/2015).
Menurut Zulkifli, persoalan ISIS cukup ditanggapi dengan dingin, jangan terlalu digembar gemborkan. Bila Polisi sudah mencium ada warga Indonesia yang bergabung dengan ISIS segera ditindak. Begitu juga mengenai sumber pendanaan ISIS, Zul juga meminta untuk segera diusut.
“Jadi begitu, diselesaikan secara dingin saja, kalau yang bergabung tangkap, kalau ada sumber dananya diusut,” tuturnya.
Zulkifli membantah, dirinya tidak mendukung pemerintah untuk memerangi ISIS. Ia sepakat ISIS harus dibasmi, karena ISIS bukanlah Islam yang sesungguhnya. Hanya saja, kata dia, untuk memerangi ISIS tidak perlu melalui pemberitaan media yang berlebihan.
“Kami tetap sepakat ISIS adalah musuk kita bersama. ISIS itu bukan Islam, karena Islam rahmatan lil alamin,” jelasnya.
ISIS Cuma Bikinan Amerika?
Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Hillary Clinton, beberapa waktu lalu membuat pernyataan yang mengejutkan dunia. Hillary mengakui, gerakan Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) merupakan gerakan buatan AS guna memecah belah dan membuat Timur Tengah senantiasa bergolak.
Pernyataan Hillary tersebut, selain disiarkan berbagai media massa Barat juga dilansir harian Mesir, Elmihwar. Pada 6 Agustus tahun lalu, harian itu menuliskan bahwa Hillary menyatakan hal tersebut dalam buku terbarunya, “Hard Choice”.
Mantan Menlu di kabinet Obama masa jabatan pertama itu mengaku, pemerintah AS dan negara-negara Barat sengaja membentuk organisasi ISIS demi memecah belah Timur Tengah (Timteng). Hillary mengatakan gerakan ISIS sepakat dibentuk dan diumumkan pada 5 Juni 2013.
“Kami telah mengunjungi 112 negara se-dunia. Lalu kami bersama-sama rekan-rekan bersepakat mengakui sebuah Negara Islam (Islamic State/IS) saat pengumuman tersebut,” tulis Hillary seperti dilansir situs media.
Dalam buku tersebut juga diuraikan bahwa ‘Negara Islam’ itu awalnya akan didirikan di Sinai, Mesir, sesuai revolusi yang bergolak di beberapa negara Timur Tengah. Semua, kata dia, berantakan saat kudeta yang digerakkan militer meletus di Mesir.
“Kami memasuki Irak, Libya dan Suriah, dan semua berjalan sangat baik. Namun tiba-tiba meletus revolusi 30 Juni-7 Agustus di Mesir. Itu membuat segala rencana berubah dalam tempo 72 jam,” ungkap istri mantan Presiden AS, Bill Clinton itu.
Hillary menambahkan, pihak barat sempat berpikir untuk menggunakan kekuatan. Persoalannya, Mesir bukanlah Suriah atau Libya, karena militer negara itu tergolong kuat. Selain itu, warga Mesir cenderung tidak pernah meninggalkan militer mereka. “Jadi, jika kami gunakan kekuatan melawan Mesir, kami akan rugi. Tapi jika kami tinggalka, kami pun rugi,” tulis dia.
Sebelumnya, Edward Snowden mantan pegawai NSA, Badan Keamanan Amerika Serikat, telah lebih dahulu membocorkan dokumen yang menunjukkan ISIS adalah bentukan AS, Inggris dan Israel. Snowden mengatakan bahwa Abu Bakar Al Baghdadi pernah mendapatkan pelatihan militer dari Mossad, satuan intelijen Israel. (Albar)