Rabu, 24 April 24

Peluang Industri Asuransi dan Dana Pensiun di Indonesia Masih Terbuka Lebar

Peluang Industri Asuransi dan Dana Pensiun di Indonesia Masih Terbuka Lebar
* Acara IFG International Conference 2022 yang berlangsung secara hybrid di Jakarta, Senin (30/5/2022). (Foto: Dyandra Promosindo)

Obsessionnews.com – Indonesia sejatinya berpotensi perekonomian yang cukup besar seiring dengan jumlah populasi penduduk yang besar dan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) nominal yang cukup tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Namun, sektor jasa keuangan non bank di Indonesia terbilang masih kurang berkembang, salah satunya terlihat pada kontribusi industri asuransi dan dana pensiun terhadap perekonomian terbilang sangat rendah.

 

 

Kondisi ini mengindikasikan bahwa sebetulnya peluang untuk mengembangkan industri tersebut masih sangat terbuka lebar. Sehingga diperlukan adanya upaya untuk mempercepat akselerasi pemanfaatan potensi tersebut melalui pemanfaatan teknologi digital.

 

 

Hal itu dikemukakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pidato sambutannya di acara IFG International Conference 2022 yang berlangsung secara hybrid di Jakarta, Senin (30/5/2022).

Menurut Airlangga, total industri asuransi dan dana pensiun di Indonesia pada 2020 masih kurang dari 20% dari PDB. Indonesia relatif masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura, yang industri asuransi dan dana pensiunnya masing-masing menyumbang 60-85% dari PDB.

 

 

“Di era digitalisasi, dan dengan perubahan momentum dan lanskap selama pandemi Covid-19, Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan momentum tersebut untuk mengoptimalkan peran industri asuransi dan dana pensiun. Ditambah ruang tumbuh untuk industri asuransi dan dana pensiun terbilang masih cukup besar. Kami berharap setidaknya bisa mencapai target seperti apa yang sudah dicapai Malaysia,” tutur Airlangga.

Dikutip dari siaran pers yang diterima obsessionnews.com, Selasa (31/5), dalam kesempatan yang sama Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menuturkan, pembahasan mengenai isu-isu industri asuransi dan dana pensiun sangat relevan di masa sekarang, terlebih dengan adanya pandemi Covid-19.

 

 

Selain itu, seiring dengan adanya disrupsi teknologi di masa digitalisasi saat ini, dibutuhkan adanya upaya desain ulang industri keuangan Indonesia. Upaya tersebut dapat melalui beberapa cara, yakni pertama, meningkatkan akses keuangan inklusif sesuai kebutuhan masyarakat melalui teknologi digital.

Kedua, pengoptimalan investasi di sektor asuransi dan dana pensiun sebagai sumber pembiayaan jangka panjang yang potensial.

Ketiga, meningkatkan daya saing dan efisiensi keuangan melalui inovasi.

Keempat, pengembangan industri dan penguatan kebijakan keuangan.

Dan yang terakhir, meningkatkan perlindungan konsumen di sektor keuangan agar terciptanya ekosistem yang sehat guna meningkatkan investasi di pasar keuangan Indonesia.

“Peran Indonesia Financial Group (IFG) sangat strategis. Oleh karena itu, IFG diharapkan dapat mendukung upaya pengoptimalan investasi jangka panjang di sektor asuransi dan dana pensiun yang merupakan sumber pembiayaan pembangunan yang potensial,” ujarnya.

Wakil Menteri BUMN II Kartiko Wirjoatmodjo mendukung pernyataan Sr. Menurut Kartika, industri perbankan dan non-bank memiliki kinerja yang sangat baik. Untuk mendorong tumbuhnya industri keuangan non-bank, yang perlu dilakukan adalah meningkatkan literasi keuangan sektor asuransi dan dana pensiun. Literasi keuangan yang rendah membuat masyarakat kurang sadar terutama dalam mempersiapkan dana pensiun.

Dalam sesi pertama konferensi Ranjit Singh, Assistant Director of Monetary and Capital Market, International Monetary Fund (IMF), mengatakan, risiko dari perlambatan pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih tinggi seiring dengan meningkatnya sejumlah harga komoditas. Situasi tersebut diperburuk oleh gejolak geopolitik yang melibatkan Rusia dan Ukraina. Investor diharapkan perlu mempertimbangkan dampak inflasi global, kenaikan suku bunga, dan perlambatan ekonomi yang terjadi di China dalam membuat keputusan investasinya.

“Bank sentral perlu bertindak tegas untuk mencegah tekanan inflasi kian dalam dan menghindari ekspektasi kenaikan inflasi yang tidak terkendali, sembari menghindari pengetatan kondisi keuangan yang tidak pasti yang akan berisiko pada terganggunya pemulihan ekonomi pasca pandemi,” katanya.

Terkait penyelenggaraan IFG Conference 2022 di hari pertama, Senior Executive Vice President (SEVP) IFG Progress Reza Y. Siregar mengatakan, sebagai lembaga “think-tank” IFG holding, IFG Progress berkomitmen untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran yang progresif melalui produk-produk riset yang mengulas isu-isu terkemuka di industri jasa keuangan dan sekaligus menjadi wadah forum diskusi berbagai stakeholders di industri keuangan.

Ke depannya IFG Progress diharapkan dapat memberikan inovasi dalam memajukan industri jasa keuangan Indonesia, khususnya industri jasa keuangan non-bank.

“Penyelenggaraan IFG International Conference 2022 merupakan bentuk komitmen IFG Progress untuk mewadahi kegiatan diskusi tingkat internasional dengan melibatkan stakeholders penting di industri jasa keuangan, yang sejalan dengan visi dan misi IFG Progress,” ujar Reza.

Tentang Indonesia Financial Group (IFG)
Indonesia Financial Group (IFG) adalah Holding BUMN Asuransi, Penjaminan, dan Investasi yang beranggotakan PT Asuransi Kerugian Jasa Raharja (Jasa Raharja), PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life), PT Bahana Sekuritas, PT Bahana TCW Investment Management, PT Bahana Artha Ventura, PT Bahana Kapital Investa dan PT Grahaniaga Tatautama.

IFG merupakan holding yang dibentuk pemerintah untuk berperan dalam pembangunan nasional melalui pengembangan industri keuangan non bank yang lengkap dan inovatif melalui layanan asuransi, penjaminan, dan investasi.

IFG berkomitmen menghadirkan perubahan di bidang keuangan khususnya asuransi, penjaminan, dan investasi yang akuntabel, prudent, dan transparan dengan tata kelola perusahaan yang baik dan penuh integritas.

Semangat kolaboratif dengan tata kelola perusahaan yang transparan menjadi landasan IFG dalam bergerak untuk menjadi penyedia jasa asuransi, penjaminan, dan investasi yang terdepan, terpercaya, dan terintegrasi. IFG adalah masa depan industri keuangan di Indonesia. Saatnya maju bersama IFG sebagai motor penggerak ekosistem yang inklusif dan berkelanjutan. (arh)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.