
Pelapor HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setelah kunjungan pertamanya ke Bangladesh menguak kekerasan militer Myanmar terhadap Muslim Rohingya.
Seperti dilaporkan Reuters Jumat (27/10), Pelapor khusus HAM PBB, Marzuki Darusman yang juga mantan Jaksa Agung Indonesia terkait hal ini menyatakan, jumlah korban penumpasan militer Myanmar tak jelas dan jumlahnya bisa jadi lebih besar dari data yang ada.
“Kami mendengar hal ini dari mayoritas warga di berbagai pedesaan di Provinsi Rakhine. Mereka mengisyaratkan adanya kejahatan sistematis yang berujung pada pelanggaran HAM serta mempengaruhi ratusan ribu manusa,” papar Marzuki Darusman.
Selama dua bulan lalu, lebih dari 600 ribu Muslim Rohingya mengungsi ke Bangladesh.
Selama kurun waktu tersebut, sedikitnya enam ribu orang tewas dan delapan ribu lainnya terluka. Hal ini juga diungkapkan secara tersirat oleh Menlu Myanmar, Aung San Suu Kyi.
Pemerintah Myanmar menolak mengakui Muslim Rohingya sebagai warga negara dan tidak memberi mereka hak sipil.

Wakil Sekjen PBB di Myanmar
Wakil Sekjen PBB untuk urusan politik, tiba di Myanmar untuk menemukan solusi mengakhiri kekerasan yang dilakukan militer negara itu atas Muslimin Rohingya.
Kantor berita Xinhua (14/10) melaporkan, PBB, Sabtu (14/10) mengumumkan, Jeffrey Feltman, Wakil Sekjen PBB dalam lawatannya ke Myanmar akan berusaha menjalin kerja sama konstruktif dengan pemerintah negara ini untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang menimpa Muslimin.
Aksi kekerasan militer dan kelompok Buddha ekstrem Myanmar terhadap Muslimin Rohingya, beberapa tahun sebelumnya juga memaksa Muslimin mengungsi dari negara itu.
Lebih dari 500 ribu Muslim Rohingya sejak 47 hari terakhir, meninggalkan kampung halaman mereka di negara bagian Rakhine, Myanmar untuk menyelamatkan diri ke Bangladesh.
Antonio Guterres, Sekjen PBB berulang kali mendesak pemerintah Myanmar untuk menghentikan operasi militer dan kekerasan terhadap minoritas Rohingya, serta membuka akses segera masuknya tim penyelamat dan lembaga kemanusiaan ke wilayah-wilayah konflik.
Guterres juga meminta pemerintah Myanmar untuk membuka pelung kembalinya para pengungsi Muslim secara sukarela, aman dan terhormat ke Myanmar. (ParsToday)
Baca Juga:
- Pengungsi Rohingya di Bangladesh Capai 590 Ribu
- Setiap Pekan 12.000 Anak-anak Rohingya Tiba di Kamp Penuh Sesak
- UNICEF Peringatkan Kondisi Buruk Pengungsi Rohingya
- Israel Akui Berperan dalam Genosida Muslim Rohingya
- PBB Sengaja ‘Diamkan’ Pembantaian Muslim Rohingya di Myanmar?
- PBB: Penyiksaan Muslim Rohingya, Mimpi Buruk Kemanusiaan
- Biadab! Orang Buddha Myanmar Halangi Bantuan Rohingya
- Muslim Rohingya Dibantai, Suu Kyi Masih Saja Menipu!
- Tragedi di Myanmar, Genosida Terorganisir terhadap Umat Islam
- Kampret! Mendagri India Usir Muslim Rohingya
- Pembantaian Muslim Myanmar, Contoh Nyata Genosida
- Pengungsi Rohingya Sebut Omongan Suu Kyi Penipuan!
- Serangan atas Muslim Berlanjut, Komandan Militer Myanmar Biadab!
- Forjim Bongkar Penyesatan Opini Kaum Liberal tentang Konflik Rohingya
- Militer Myanmar Sengaja Bakar Desa-desa Muslim Rohingya
- Myanmar Tidak Ijinkan IRC Mengkases Muslim Rohingya
- UNICEF Peringatkan Bahaya Kematian 200 Ribu Anak Rohingya
- Negara-negara Islam Harus ‘Boikot’ Myanmar !!
- Bungkam, Aung San Suu Kyi Dikecam 5 Peraih Nobel Perdamaian
- Militer Myanmar Mulai Serang Masjid-masjid di Rakhine
- Pokok-pokok Pikiran Majelis Nasional KAHMI tentang Masalah Rohingya
- Forum Parlemen Dunia Kutuk Genosida Rohingya, India Marah
- Media Myanmar Sebarkan Berita Bohong Soal Rohingya
- The Telegraph: Militer Myanmar Bantai Muslim
- Tentara Myanmar Tembaki Ratusan Muslim Rohingya, Perempuan dan Anak-anak
- Pengacara Muslim Myanmar Tewas Diteror