Rabu, 24 April 24

PBA Luncurkan Merek Kolektif Lupba

PBA Luncurkan Merek Kolektif Lupba
* Acara peluncuran buku Hukum Bisnis, Keuangan Negara dan Pasar Modal karya Dr Ary Zulfikar, SH, MH di Hotel Universal, Bandung, Sabtu (20/2/2021). (Foto: Istimewa)

Jakarta, obsessionnews.comPerkumpulan Bumi Alumni (PBA) Unpad meluncurkan brand ‘Lupba’ yang merupakan merek kolektif produk UMKM alumni Unpad, Bandung, Jawa Barat.

Acara peluncuran berlangsung di sela acara launching buku Hukum Bisnis, Keuangan Negara dan Pasar Modal karya Dr Ary Zulfikar, SH, MH di Hotel Universal, Bandung, Sabtu (20/2). Acara tersebut sekaligus perayaan HUT ke-50 pria yang akrab disapa Kang Azoo ini.

Acara ini dihadiri oleh Lina Marlina, Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Ferry Mursyidan Baldan, serta Prof Dr Eddy Damian.

Pada kesempatan itu, Azoo mengatakan, Lupba ini adalah produk baru yang nantinya akan di launching semuanya dengan menggunakan merek kolektif.

“Merek kolektif sebetulnya undang-undangnya sudah lama ada, tapi belum ada yang sukses menjalankannya karena sulit mengumpulkan beberapa brand pelaku UMKM dalam satu bendera yang sama,” kata Azoo dalam keterangan tertulisnya yang diterima obsessionnews.com, Senin (22/2).

Dengan begitu, mudah-mudahan ini bisa menjadi momentum di masa Pandemi Covid-19, sehingga ke depan nanti semua pelaku UMKM alumni UNPAD itu akan menggunakan merek kolektif.

Pengacara kondang ini juga menjelaskan, inisiator nama Lupba itu dari istrinya sendiri, yakni Dewi Tenty Septi Artiany. Jadi kata Lupba ini niatnya adalah plesetan dari kata lupa. “Ketika kita masuk supermarket, cari produk kripik misalnya. Pas ditanya kripik apa? Kita jawab lupa (Lupba),” jelas Azoo.

Sementara itu, penggagas merek Lupba yang juga Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga PBA Dewi Tenty Septi Artiany mengatakan, penggunaan merek kolektif sudah lazim di luar negeri. Menurutnya Penggunaan merek secara bersama bisa memecahkan masalah kuota dan kontinuitas produksi.

“Dengan bergabung bisa saling backup. Kuota produksi kadang tidak bisa memenuhi permintaan karena main sendiri-sendiri,” kata Dewi.

Saat ini produk UMKM yang bergabung dengan merek kolektif Lupba adalah kopi, bawang merah goreng, kripik pisang, kripik dari gedebok pisang, dan pupuk organik cair.

Salah satu produk yang dijajaki adalah makanan olahan berbahan pisang kepok dari Cianjur. Bukan hanya pisangnya saja yang dibuat keripik, tapi juga batang pisang bisa diolah menjadi keripik sementara kulit pisangnya digunakan untuk pupuk organik cair.

“UMKM saatnya tidak bermain di pinggiran. Kita akan mendobrak kelas menengah atas serta anak milenial,” ungkap Dewi. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.