Jakarta, Obsessionnews – Dari 30 juta pemilih yang resmi terdaftar sebagai pemilih pada pemilu paling demokratis di Myanmar yang digelar Minggu (8/11) kemarin, ratusan ribu warga Rohingya tak punya hak sama sekali lantaran tak diakui sebagai warga negara.
Seandainya pemilu benar-benar berlangsung demokratis tanpa intervensi, ada kemungkinan membawa dampak positif terhadap warga etnis Rohingya, sebab lebih gampang berunding dengan pemerintah hasil pemilu kali ini.
Pengungsi Rohingya di Aceh, menaruh harapan besar untuk kemenangan Aung San Suu Kyi beserta partai Liga Nasional untuk Demokrasi yang dipimpinnya. Namun begitu, separuh penduduk yang sampai saat ini masih bertahan di Aceh, enggan kembali ke tanah kelahirannya di Myanmar.
“Saya senang di sini, alhamdulillah. Saya suka di sini, aman,” kata Rasyid seperti dilansir BBC.
Warga Rohingya di Aceh, hingga kini belum diberi status sebagai pengungsi. Makanya, Steve Hamilton dari Organisasi Migrasi Internasional menilai, mereka tak bisa mendapat pekerjaan atau mengenyam bangku sekolah.
Apapun hasil pemilu, Steve bilang hanya ada dua kemungkinan. Tinggal di Indonesia dalam jangka panjang atau pindah ke tempat lain.
Peneliti dari Universitas Teknologi Mara, Malaysia, Mohiyuddin Sulaiman mengatakan, hasil pemilu ini bahkan bisa menciptakan kondisi bagi etnis Rohingya untuk bisa kembali pulang. Tapi dengan catatan, pemilu benar-benar berlangsung demokratis. (Mahbub Junaidi)
