
Bima – Kondisi Pasar Raya Bima di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) terutama di sisi barat selalu digenangi air dan lumpur pada musim hujan. Kondisi itu tidak hanya membuat lingkungan pasar becek, tapi juga menimbulkan bau yang menyengat.
Kondisi itu praktis membuat pengunjung dan pedagang merasa tidak nyaman. Terlebih bagi warga yang bermukim di sekitar pasar, merasakan imbas dari kekumuhan itu. Belum lagi sampah pasar yang menumpuk, membuat pasar makin kumuh dan rawan penyakit.
Tidak hanya itu, jalan yang ada di depan los penjualan ikan juga kotor dan becek. Kondisi pasar tersebut kerap dikeluhkan para pengunjung.
Jadikan, warga Kelurahan Santi, mengatakan Pasar Raya Bima bukan hanya kumuh tapi bisa disebut pasar terkotor di NTB. “Saya pernah masuk di sejumlah pasar di sejumlah daerah lain, tapi tidak sekotor dan sekumuh pasar kita,” kritiknya.
Apalagi, lanjut dia, saat musim hujan seperti ini kondisinya amburadul, dan saat berbelanja harus berhati-hati agar tidak jatuh. “Dan yang membuat saya tidak tahan, baunya sangat menyengat,” katanya.
Dia berharap kondisi tersebut diperhatikan oleh pemerintah. Termasuk memperbaiki saluran pembuangan air dan membersihkan sampah. “Jangan sampai pusat perbelanjaan menjadi pusat penyakit,” imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan Wahyudin, warga Sadia Kota Bima. Dia mengaku, jalan yang selalu dihindari di Kota Bima yakni jalur di sebelah barat Pasar Raya. Selain becek, jalan di jalur itu rusak parah.
Dia mengaku heran, sentra perdagangan dibiarkan kumuh seperti itu. Padahal pasar adalah pusat aktivitas ekonomi warga. Sedangkan pemerintah sendiri malah membangun kantor yang megah. Begitupun para pejabat dilengkapi dengan mobil dinas harga ratusan juta rupiah. “Harusnya pasar diperhatikan juga,” pungkasnya. (Yuli)