
Cianjur, Obsessionnews – Pasar kaget Cilaku, Cianjur, ternyata masih memancarkan pesonanya. Masyarakat Cilaku menyebutnya ‘Pasar Jumat’. Karena hanya muncul setiap hari Jumat tiap minggunya. Dari pukul 6 pagi pedagang dari penjuru Cianjur mulai menggelar dagangan di sepanjang jalan menuju Stasiun Cilaku.
Menurut Pak Ade Deni (50), salah seorang pedagang yang rutin ikut meramaikan pasar, kegiatan pasar ini telah berlangsung sejak tahun 1960-an. “Kalau ditanya sejak kapannya. Sejak jaman nenek moyang. Kira-kira tahun enam puluhan (1960) lah,” ujarnya kepada Obsessionnews.com, Jumat (3/4/2015).
Menurut salah seorang pembeli, Ibu Sukaesih (67), semula pasar kaget ini muncul setiap Hari Selasa dan Jumat. “Sekira antara tahun 90-an sampai 2000-an lebih sering Hari Jumat saja. Lama-lama hanya Hari Jumat, sampai sekarang,” katanya.
Aneka jenis barang dijajakan dengan gelaran sederhana. Kebanyakan barang kebutuhan sehari-hari seperti peralatan rumah tangga, pakaian jadi dan sembako yang menjadi incaran pembeli.
Bagi Sukaesih, keberadaan pasar kaget seperti ini sangat membantu masyarakat kecil. “Utamanya mendapatkan harga yang sangat miring bila dibandingkan dengan toko yang kadang sulit ditawar,” ujarnya. Bahkan, kalau pandai menawar bisa mendapatkan harga 40% lebih murah dari harga toko dengan kualitas yang hampir sama.
Kaum ibu biasanya memburu pakaian jadi seperti kerudung dan pakaian anak. Hari itu, Obsessionnews mencoba keliling melihat-lihat. Nampak, berbagai peralatan dapur dan pakaian menjadi “jongko idola” pembeli yang umumnya warga Kecamatan Cilaku.
Tak ketinggalan jongko “Batu Akik” pun jadi serbuan pengunjung. Bahkan terselip khas lokal seperti pipa rokok dari tanduk dan keris ukuran mini turut dijajakan.
Lain lagi bagi Ibu Lisnawati (39), menganggap kehadiran “Pasar Kaget” mingguan ini sebagai ajang silaturahim antara pembeli dan penjual yang biasanya keliling, seminggu sekali jadi mangkal. “Ini kesempatan baik kalau biasanya si penjual keliling, Kita nih pembeli harus nunggu. Mending kalau lewat. Seminggu sekali jadi gampang diteang (ditemui),” ujarnya. Kalau harga tetap bisa ditawar. (Teddy Widara)