
Jakarta, Obsessionnews.com – Belum selesai kasus penistaan agama, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok kembali berulah menuding dan memojokkan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin telah memberi keterangan palsu dalam persidangan.
Dengan sikapnya ini, kelompok Islam baik yang radikal, konservatif, moderat, tradisional, sampai yang liberal semua marah dan meluapkan kekecewaannya terhadap Ahok. Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) Usamah Hisyam menilai Ahok telah merusak kebhinnekaan Indonesia.
“Apa yang dilakukan Ahok ini berbahaya bagi keamanan nasional. Memicu kemarahan umat Islam. Ahok ini saya melihat tidak mencerminkan tokoh yang menghormati keberagaman,” ujar Usamah di tengah-tengah melaksanakan ibadah umroh di Mekah, Arab Saudi, Kamis (2/2/2017).
Meski banyak dikecam oleh masyarakat, Ahok tampak cuek dan tidak peduli. Ia seolah terlalu percaya diri mendapat dukungan dari kekuasaan.
“BTP terlalu overconfident karena merasa mendapat perlindungan dari lingkaran kekuasaan baik dari eksekutif, legislatif maupun yudikatif,” jelas Usamah.
Lebih lanjut Usamah sangat menyayangkan bila negeri ini hancur hancur hanya gara-gara membela dan mempertahankan Ahok. Ia bersyukur karena Ma’ruf tidak terpancing dengan perlakuan Ahok. Sebagai tokoh sikap dan perilakunya sangat bijak menjaga Indonesia.
“Alhamdulillah, Kiai Ma’ruf bersabar, tidak marah menghadapi situasi saat ini,” lanjut Usamah.
Usamah menduga umat Islam sedang menunggu komando Ma’ruf terkait kasus ini. ”Kalau saja Kiai Ma’ruf memerintahkan bergerak, jutaan umat Islam tentu akan serentak bergerak. Tetapi kan Kiai Ma’ruf tidak melakukan itu. Dia tetap bersabar, meski diperlakukan tidak sopan oleh Ahok,” kata Usamah.
Sebelumnya banyak tokoh yang angkat bicara meluapkan kekecewaannya terhadap Ahok, yakni mantan Ketua Mahkamah Kontitusi Mahfud MD, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) Said Aqil Siradj, mantan Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, Ketua GP Ansor Gus Yaqut, Pendiri Jil, Ulil Abshar Abdalla, Pengasuh Pompes Tebuireng Gus Sholah dan juga Yenny Wahid, serta para tokoh politik. (Albar)