Semarang, Obsessionnews – Pemahaman aturan pemasangan Alat Peraga Kampanye (APK) nampaknya belum ditangkap secara jelas oleh oknum relawan pasangan calon asal Kabupaten Pekalongan. Insiden pemukulan pun sempat terjadi, dimana seorang anggota Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Bojong, Nur Kholik mendapat bogem mentah dari relawan saat menertibkan APK, Jumat (23/10/2015) lalu.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Tengah (Jateng) akhirnya ikut angkat bicara soal kejadian tersebut. Pilkada serentak ini dinilai sudah memasuki masa ‘hangat’ yang mana emosi pasangan calon mudah terpancing.
“Bawaslu Jateng berharap pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut,” terang Koordinator Divisi Pencegahan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Jateng, Teguh Purnomo.
Tindak lanjut dirasa perlu. Sebab, pengawas sebagai penyelenggara Pemilu seharusnya terbebas berbagai tekanan, terutama dari pasangan calon (paslon). Jika langkah selanjutnya tidak diambil, maka akan menjadi contoh buruk, terutama bagi pelaku pemukulan.
“Jangan biarkan itu menjadi sebuah preseden buruk, pengawas yang sedang melakukan tugas pembersihan alat peraga justru dianiaya oleh (oknum) relawan,” tegasnya di komplek kampus Universitas Tujuh Belas Agustus 1945, Rabu (28/10/2015).
Terlebih yang patut disayangkan, pelaku pemukulan adalah oknum relawan dari paslon yakni istri petahana. Bawaslu diakuinya tetap memantau meski belum mendatangi Panwascam setempat. Teguh sendiri berencana akan segera mengirim tim untuk memastikan proses hukum terus berjalan.
Lebih lanjut, Teguh meminta jajaran Polres Kabupaten Pekalongan agar dapat membedakan antara tindak pidana dengan peristiwa politik. “Kita berharap kepolisian tidak gamang. Politik tetap politik, tetapi misalnya penganiayaan ini bagian tindak pidana ya diteruskan saja,” tandasnya. (Yusuf IH)
