Jakarta, Obsessionnews.com – Anggota Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Undang-Undang (RUU) Terorisme DPR RI, Taufiqulhadi, mengatakan, untuk membahas RUU Terorisme DPR perlu melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Inggris dan Amerika Serikat (AS).
Menurutnya, Inggris dan Amerika dipilih untuk agenda kunker karena kedua negara tersebut dinilai punya pendekatan yang berbeda dalam menghadapi para teroris. Karenanya DPR perlu mempelajarinya.
“Kalau Inggris itu pemberantasan terorisme tidak melibatkan militer, tetapi Amerika itu dalam pemberantasan terorisme melibatkan militer,” ujar Taufiq saat dihubungi, Rabu (9/11/2016).
Di Indonesia sendiri, kata Taufiq, perlu atau tidaknya keterlibatan TNI dalam membasmi terorisme masih debatebel. Sebagian ada yang menilai perlu, sebagian lagi ada menilai tidak perlu. Untuk itu pembahasan ini perlu dimatangkan.
“Itu menjadi masalah sekarang bagaimana menempatkan militer karena militer kelihatannya sangat berminat dilibatkan dalam RUU,” katanya.
Ia menjelaskan, dalam konteks pemahaman Amerika, teroris adalah bagian musuh politik luar negerinya sehingga terorisme menjadi masalah yang diselesaikan dengan pendekatan perang.
“Jadi dia memerangi terorisme itu bukan hanya di dalam negerinya tetapi dia juga pergi ke luar negeri untuk memerangi terorisme, Inggris tidak,” tutur politisi Nasdem itu
Sedangkan menurut pandangan Inggris, ia mengatakan, persoalan pemberantasan terorisme menjadi bagian dari penegakan ketertiban dalam masyarakat internal, keamanan dalam negeri.
“Jadi dia cukup dengan polisi. Jadi dua ini akan dikaji, pergi ke sana itu untuk memahami kenapa kedua negeri itu menerapkan peraturan tersebut. Menurut saya (untuk Indonesia) itu permasalahan internal, itu masalah ketertiban dalam negeri,” jelasnya. (Albar)
