Selasa, 28 November 23

Paken Pandiangan Ungkap Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Teknologi Informasi untuk 500.000 Mahasiswa di UT

Paken Pandiangan Ungkap Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Teknologi Informasi untuk 500.000 Mahasiswa di UT
* Wakil Rektor Bidang Sistem Informasi dan Kemahasiswaan Universitas Terbuka (UT), Prof. Dr. Paken Pandiangan, S.Si., M.Si, CIQaR., CIQnR. (Foto: Dok obsessionnews.com)

Obsessionnews.com – Di sebuah wawancara eksklusif, Wakil Rektor Bidang Sistem Informasi dan Kemahasiswaan Universitas Terbuka (UT), Prof. Dr. Paken Pandiangan, S.Si., M.Si, CIQaR., CIQnR., berbicara tentang perencanaan UT dalam mengembangkan infrastruktur teknologi informasi yang dapat mendukung hingga 500.000 mahasiswa. UT, sebagai perguruan tinggi negeri dengan pendidikan jarak jauh, bertujuan untuk memberikan akses pendidikan tinggi yang luas dan merata kepada masyarakat Indonesia.

Pengembangan infrastruktur teknologi informasi di UT mencakup dua tugas besar. Pertama, dalam Direktorat Sistem Informasi, UT menyediakan berbagai layanan terkait teknologi informasi untuk mahasiswa, termasuk administrasi, registrasi, distribusi bahan ajar, layanan tutorial, dan ujian. Teknologi informasi di UT menjadi alat utama untuk memberikan layanan yang optimal kepada mahasiswa, memungkinkan mereka memperoleh pendidikan tinggi tanpa harus meninggalkan tempat tinggal mereka.

”Kami di kantor Wakil Rektor Sistem Informasi dan Kemahasiswaan memiliki dua tugas besar. Tugas yang pertama yang berkaitan dengan Direktorat Sistem Informasi. Kemudian yang kedua berkaitan dengan seluruh Direktur UT di daerah,” ujar Paken dikutip dari Majalah Men’s Obsession, Rabu (4/10/2023).

Namun, tantangan utamanya adalah di daerah terpencil Indonesia, di mana akses internet mungkin belum merata. Prof. Paken menjelaskan, meskipun teknologi informasi sudah tersedia hingga di tingkat kabupaten dan kota, masih ada beberapa daerah yang belum terjangkau oleh koneksi internet. Untuk mengatasi hal ini, UT memberikan layanan alternatif, seperti tutorial dalam bentuk cetak dan kolaborasi dengan pengurus kelompok belajar di daerah-daerah terpencil.

Seiring dengan kemajuan teknologi dan upaya pemerintah untuk memperluas akses internet hingga ke desa-desa, UT berharap mahasiswa di seluruh Indonesia akan semakin mudah mengakses layanan pendidikan tinggi.

Dalam konteks keamanan data mahasiswa, terutama terkait dengan keamanan siber (cybersecurity), Prof. Paken menekankan pentingnya menjaga keamanan akun mahasiswa. Dia menjelaskan bahwa setiap mahasiswa diberikan akun yang harus digunakan dengan bijak dan tidak boleh dibagikan kepada orang lain. Keamanan data sangat tergantung pada kebijakan penggunaan akun secara bijaksana oleh mahasiswa.

Dalam upaya memaksimalkan layanan operasional di daerah, UT telah membentuk Sentra Layanan Universitas Terbuka (Salut) yang mirip dengan cabang-cabang kecil di daerah. Salut ini berfungsi sebagai pusat layanan di kabupaten, kota, dan kecamatan yang membantu mahasiswa dalam berbagai aspek pendidikan, termasuk penerimaan, registrasi, dan pelaksanaan ujian.

Prof. Paken juga mengungkapkan rencana transformasi Pusat Kelompok Belajar (Pokjar) menjadi Salut untuk meningkatkan kualitas layanan.

”Nah itu yang saya sebutkan tadi bahwa Popjar dan Salut itu kan hampir sama, yaitu semacam cabang kecil UT daerah yang ada di kabupaten kota, tetapi Salut itu memiliki fasilitas yang jauh lebih lengkap dibandingkan dengan Pokjar, jadi Popjar ini adalah kelompok belajar namanya pada umumnya mereka berasal dari pemerintah daerah setempat, khususnya dari dinas pendidikan yang tadinya untuk mengelola mahasiswa-mahasiswa yang berstatus sebagai guru,” tutur Prof Paken.

Meski demikian, Pokjar ini tidak memiliki kantor sendiri pada umumnya, karena mereka berada di kantor pemerintah setempat. ”Tidak ada khusus tempatnya dan tidak ada khusus karyawannya,”ungkapnya.

Oleh karena itu, seiring dengan peningkatan jumlah mahasiswa UT yang sudah lebih dari 500 ribu itu, dia memandang perlu meningkatkan layanan pada mahasiswa, supaya layanan yang diperoleh mahasiswa baik dan sama.

”Yang jauh dari Ibu Kota provinsi itu bisa mereka mendapatkan layanan sama seperti layanan UT yang ada di daerah,”ucapnya.

Dia mengaku, saat ini UT memiliki Popjar kurang lebih sekitar 2000 Pokjar. ”Harapannya nanti yang 2000 Pokjar itu akan memberikan layanan terhadap 514 kabupaten kota. Tapi di satu kabupaten atau kota, biasanya ada 2, 3 sampai dengan 5 Pokjar. Nah, kalau nanti seluruh Pokjar-Pokjar ini Sudah bertransformasi atau dirubah menjadi Salut, maka seluruh layanan-layanan itu nanti akan bisa lebih maksimal sehingga nanti ketika mahasiswa ingin mengikuti, misalnya ujian online kan tidak perlu lagi dia datang ke kantor UT di daerah yang ada di Ibu Kota provinsi cukup dia datang ke kantor Salut di situ. Di situ sudah tersedia komputer sudah tersedia juga koneksi internet dan mereka bisa mengikuti ujian online,” bebernya.

Dia menegaskan, UT berkomitmen untuk menyediakan standar layanan minimal yang sama bagi semua mahasiswa, baik yang berada di perkotaan maupun di pedesaan. Dengan adanya Salut, mahasiswa di seluruh Indonesia diharapkan bisa mengakses layanan pendidikan tinggi dengan lebih mudah dan merata.

Prof. Paken juga berbagi harapannya bahwa UT akan terus berkembang dan memberikan pendidikan yang berkualitas kepada lebih banyak warga masyarakat Indonesia. Dia mengundang masyarakat untuk memanfaatkan peluang pendidikan yang terjangkau dan berkualitas di UT, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara Indonesia.

Melalui upaya bersama, UT berharap dapat mengatasi hambatan-hambatan pendidikan dan menciptakan akses pendidikan tinggi yang lebih luas bagi semua. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.