Jumat, 29 Maret 24

Breaking News
  • No items

Pak Harto Posisikan Ibu Tien Selayaknya Nyawa Kedua

Pak Harto Posisikan  Ibu Tien Selayaknya Nyawa Kedua

Jakarta, Obsessionnews – Pekan ini nama mantan Presiden Soeharto menjadi topik pembicaraan yang hangat terkait kasus penyelewengan dana beasiswa Supersemar. Mahkamah Agung mengabulkan peninjauan kembali yang diajukan Kejaksaan Agung dalam perkara penyelewengan dana beasiswa Supersemar dengan tergugat mantan Presiden Soeharto dan ahli warisnya, serta Yayasan Beasiswa Supersemar.

Soeharto dan ahli warisnya serta Yayasan Supersemar harus membayar 315 juta dollar Amerika Serikat dan Rp 139,2 miliar kepada negara. Apabila 1 dollar AS sama dengan Rp 13.500, uang yang dibayarkan mencapai Rp 4,25 triliun ditambah Rp 139,2 miliar atau semuanya Rp 4,389 triliun.

Terlepas dari kasus beasiswa Supersemar tersebut, ada sisi menarik dalam lembaran kehidupan Jenderal Besar yang berkuasa selama 32 tahun itu, yakni kisah cintanya dengan Ibu Tien Soeharto.

Siapa yang kenal dengan Raden Ayu Siti Hartina atau yang akrab disapa Ibu Tien Soeharto. Dialah sosok perempuan pengubah, pengambil keputusan, pencemburu, dan yang paling disayang sejagad oleh Bapak Pembangunan Indonesia Jenderal Soeharto. Sejarah mencatat kesetiaannya, dedikasinya, pengatur setiap apa pun yang dilakukan Presiden kedua Republik Indonesia itu.

images

Pak Harto menikahi Ibu Tien pada 26 Desember 1947 di Surakarta, Jawa Tengah. Karena perbedaan status sosial, Pak Harto yang hanya anak petani, sementara Ibu Tien anak ningrat putri seorang wedana, tak urung sempat membuat nyali Pak Harto ciut dan kurang sreg dengan pernikahan yang diusulkan Ibu Prawiro, bibi sekaligus ibu angkat Pak Harto.

Tetapi keraguan Pak Harto terbantahkan setelah Bu Tien menerima pinangannya. Hal ini yang kemudian menumbuhkan rasa cinta luar biasa dalam diri Soeharto.

Hari-hari ibu Ibu Tien yang telah dipersunting oleh seorang perwira TNI mulai berubah seratus persen jauh dari nyamannya kehidupan di istana. Hidup dengan seorang pembela negara garis depan tentulah membuat hati Ibu Tien berdebar-debar. Apalagi saat itu perang masih berkecamuk di seantero tanah Jawa. Tapi tak ada terbesit penyesalan sedikit pun dalam hati Ibu Tien, kala resmi bersuamikan Pak Harto. Dia malah menerima dengan senang hati, dengan kesetiaan yang penuh kepada suami.

Saat perang masih berkecamuk, ia juga ikut membantu Pak Harto. Tentu saja bantuan yang paling besar itu adalah kesetiaan, kasih sayang, dan cinta. Itulah darah, nyawa, dan tenaga untuk Pak Harto bertempur di medan perang.

Kesetian Ibu Tien tak perlu dipertanyakan lagi dan ia tunjukkan hingga akhir hayatnya. Dalam keadaan perang mengusir penjajahan, nyawa seorang istri pembela garis depan negara tentulah ibarat di ujung tanduk. Namun itu tak membuat kesetiaan Ibu Tien menciut. Ia terus setia menemani suaminya kala duka datang dan kala senang menghampiri.

Saat Pak Harto menjadi Presiden, ia selalu menjadi penyemangat Pak Harto kala masa sulit menghadapi problema negara yang begitu memusingkan. Banyak masukan, dan ide-ide cemerlang dari dirinya yang dipergunakan oleh Sang Jenderal. Ibu Ibu Tien begitu mudah memengaruhi keputusan Sang Jenderal. Di hadapan Ibu Tien, Pak Harto takluk, namun itu tak lantas membuat Ibu Tien berkuasa atas diri Pak Harto dan merendahkan derajatnya sebagai suami. Ibu Tien tetap menghargai dan menghormati Pak Harto.

Namun, Bu Tien juga seperti wanita lain yang memiliki perasaan cemburu. Bukan rahasia umum Bu Tien selalu berusaha supaya Pak Harto tidak terpikat dengan wanita lain.

Dalam buku Pak Harto: The Untold Stories, halaman 484, yang ditulis oleh ajudan Pak Harto, Eddie Marjuki Nalapraya, dikisahkan Eddie pernah mendapat pesan khusus dari Ibu Tien sebelum menemani Pak Harto memancing.

Saat itu, Eddie telah siap bersama Pak Harto berangkat memancing. Keduanya, bersama satu ajudan lain, telah berada di dalam mobil. Namun kemudian Ibu Tien mengetuk-ngetuk kaca mobil. Melihat hal ini, Eddie langsung menurunkan kaca.

“Jangan memancing ikan yang rambutnya panjang, ya. Begitulah pesan Ibu Tien kepada saya dengan tersenyum jenaka,” kata Eddie dalam buku tersebut.

Atas nama cintalah Pak harto mengaku takluk kepada Ibu Tien. Dalam buku otobiografinya, ia mengatakan, “Hanya ada satu Nyonya Soeharto dan tidak ada lagi yang lainnya. Jika ada, akan timbul pemberontakan yang terbuka di dalam rumah tangga Soeharto”.

Begitulah pengakuan Pak Harto akan cintanya yang teramat besar kepada Ibu Tien.

Detik-detik akan menutup usianya, satu persatu kekuatan sang suami yang mengadidaya mulai mengeropos. Ibu Tien yang menjadi penyemangat, penyemai ide-ide cemerlang, penyapu peluh kala masalah bangsa Indonesia menumpuk di kening Sang Jenderal, berpulang ke pangkuan Allah untuk selama-lamanya pada 28 april 1996.

Meranalah Sang Jenderal yang terkenal garang di lapangan, tegas dan berwibawa saat memimpin. Soeharto bersedih tak karuan. Kedigdayaan Soeharto di Indonesia pun goyah setelah dua tahun kepergian Ibu Tien ke pangkuan Illahi. Pak Harto kehilangan kekuasaannya yang selama 32 tahun menggurita di Indonesia pada tanggal 21 Mei 1998. Kepergian Ibu Tien menjadi pukulan telak untuk Soeharto melepaskan tampuk kekuasaannya.

Hingga akhir hayatnya, Soeharto tetap mencintai sang bidadari pujaan hatinya tersebut. Ia tetap cinta wajahnya, kesetiaannya, kecemburuannya, lesung pipinya, masakannya, tawanya, sedihnya. Jenderal yang tegas itu dan perempuan penguasa hati Jenderal itu, seakan terus memantapkan kalimat, “Di balik lelaki yang sukses pasti ada sesosok wanita di belakangnya.“

Kita patut belajar dari Pak Harto tentang sisi menghargai wanita. Ia meninggalkan sejarah untuk kita ambil sisi baiknya perihal menempatkan wanita sebagaimana derajatnya dalam berumah tangga. Kesetiaan yang diberikan Ibu Tien dibalas dengan penghargaan yang begitu tinggi oleh Pak Harto. Pak Harto memposisikan Ibu Tien selayaknya nyawa kedua.

Pak Harto meninggal dunia karena sakit di Jakarta tanggal 27 Januari 2008 dan dimakamkan di Kompleks Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah. (Gea)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.