Rabu, 24 April 24

Pak Harmoko Politisi yang Matang dan Berwawasan Luas

Pak Harmoko Politisi yang Matang dan Berwawasan Luas
* Zainut Tauhid Sa'adi. (Foto: dok. pribadi)

Oleh:  Zainut Tauhid Sa’adi, Wakil Menteri Agama RI

Ada dua peristiwa penting yang menjadi pengalaman pribadi saya bersama Pak Harmoko yang sangat membekas dalam diri saya,  Pertama pada tahun 1988 saat beliau hadir pada acara Kongres Ikatan Pelajar NU ke-IX di Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif  Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Saya saat itu menjadi salah seorang peserta kongres mewakili utusan IPNU DKI Jakarta. Kongres tersebutlah yang memilih dan menetapkan saya menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat IPNU untuk periode 1988 – 1993.

Kedua, pada tahun 1997 – 1999 ketika Pak Harmoko menjadi Ketua DPR/MPR RI pada masa pemerintahan Presiden Soeharto dan BJ Habibie. Banyak agenda kenegaraan yang sangat penting dan monumental pada periode tersebut, antara lain berhentinya Bapak Soeharto sebagai Presiden RI yang sudah berkuasa selama 32 tahun. Mundurnya Presiden Soeharto tidak lepas dari peran Pak Harmoko yang saat itu menjabat sebagai ketua DPR/MPR RI meminta kepada Presiden Soeharto untuk mengundurkan diri.

Pada saat terjadinya peristiwa tersebut saya menjadi anggota DPR/MPR RI dari Fraksi PPP,  sehingga saya mengikuti peristiwa detik-detik lahirnya era baru yang disebut Era Reformasi,  yakni era terjadinya pergantian kepemimpinan nasional, yang sebelumnya didahului adanya gelombang besar tuntutan mahasiswa dan  masyarakat di hampir seluruh wilayah Indonesia yang menuntut Soeharto mundur. Massa juga menduduki kompleks Gedung DPR/MPR.

Dalam pandangan saya Pak Harmoko adalah seorang politisi yang matang, memiliki wawasan yang luas dan piawai dalam membangun komunikasi publik, hal ini boleh jadi karena latar belakang beliau sebagai wartawan yang sudah malang melintang di dunia jurnalistik sehingga beliau memiliki insting jurnalis yang tidak hanya pandai membaca yang tersurat tetapi juga pandai membaca apa yang tersirat, sehingga beliau berani mengambil keputusan-keputusan yang spektakuker.

Saat menjadi Menteri Penerangan pada era Orde Baru, beliau selain menjadi juru bicara negara juga berperan sebagai jembatan komunikasi dengan berbagai kalangan, baik dengan pimpinan ormas Islam, ormas kepemudaan maupun kalangan masyarakat lainnya.

Bangsa Indonesia berduka kehilangan seorang putra terbaiknya, seorang politisi ulung yang ramah, rendah hati dan murah senyum.

Semoga almarhum husnul khotimah dan diberikan tempat yang mulia di sisi Allah SWT.. Aamiin.

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.