Kamis, 25 April 24

Otoritas Investasi UEA Jajaki Potensi di BUMN

Otoritas Investasi UEA Jajaki Potensi di BUMN
* Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menerima delegasi pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) c.q. Otoritas Investasi Abu Dhabi (Abu Dhabi Investment Authority - ADIA) untuk menjajaki potensi investasi pada beberapa segmen proyek pengembangan usaha dari sejumlah BUMN di Gedung Sinergi 8 Lantai 2, Kompleks Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (3/7/2019). (Foto: Kementerian BUMN)

Jakarta, Obsessionnews.com – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menerima delegasi pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) c.q. Otoritas Investasi Abu Dhabi (Abu Dhabi Investment Authority – ADIA) untuk menjajaki potensi investasi pada beberapa segmen proyek pengembangan usaha dari sejumlah BUMN, Rabu (3/7/2019). Bertempat di Gedung Sinergi 8 Lantai 2, Kompleks Kementerian BUMN, Jakarta, rombongan disambut Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha (RPU) Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro dan Staf Khusus IV Menteri BUMN Alex Sinaga beserta perwakilan direksi dari delapan BUMN.

 

Baca juga:

Hebat! Empat BUMN Ini Masuk Daftar Perusahaan Publik Terbesar Dunia 2019

FOTO Halalhihalal Menteri BUMN

104 BUMN Bersinergi Berangkatkan 250.474 Pemudik Secara Gratis

 

Dalam keterangan tertulis Kementerian BUMN, Senin (8/7), disebutkan Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Republik Indonesia, Mohammed Abdulla Al Ghfel, Duta Besar Republik Indonesia untuk Uni Emirat Arab Husin Bagis, serta Executive Director Private Equities Department Hamad Al Dhaheri tampak menjadi bagian dari rombongan dimaksud. Kehadiran mereka kali ini merupakan bagian dari rangkaian rencana kunjungan kenegaraan Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan, the Crown Prince of Abu Dhabi and Deputy Supreme Commander of the UAE Armed Forced ke Indonesia pada minggu ketiga Juli mendatang.

Perseroan BUMN yang hadir memaparkan peluang investasi pada sejumlah proyek pengembangan lini usaha adalah PT Garuda Indonesia, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Pertamina, PT Pelabuhan Indonesia IV, PT Angkasa Pura I, PT Indonesia Tourism Development Corporation (Persero), PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Kedelapan BUMN tersebut memaparkan proyek-proyek andalan yang tengah dan telah mereka kerjakan, seperti misalnya pengembangan Proyek Mandalika Lombok yang merupakan sinergi antara PT PLN dan PT Angkasa Pura I.

Deputi Menteri BUMN Aloysius menjelaskan, Mandalika memiliki potensi bisnis yang besar dengan pengembangan kawasan yang ramah lingkungan dan energi yang terbarukan. Pantai-pantai yang mengitari kawasan tersebut turut menjadi daya tarik Mandalika sebagai tujuan wisata ke depan.

“Mandalika akan menjadi destinasi pariwisata yang besar seperti halnya Bali,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama Pertamina juga memaparkan potensi kerja sama dalam Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, serta Pengembangan Infrastruktur dan Suplai LPG Jangka Panjang.

Sedangkan Waskita Karya menjelaskan potensi ekonomi pada proyek infrastruktur yang telah mereka kerjakan, di antaranya Tol Trans Jawa dan Tol Becakayu (Bekasi, Cawang, Kampung Melayu).

Sementara itu Direktur Pengembangan Bisnis & Quality, Safety, Health & Environment Waskita Karya Fery Hendriyanto menyampaikan Jalan Tol Becakayu memiliki peran yang sangat penting dalam memperlancar arus lalu lintas, distribusi barang dan jasa yang menghubungkan Provinsi DKI Jakarta dengan Kota Bekasi dan sekitarnya.

“Tol Becakayu Seksi I memiliki masa konsesi 45 tahun yang mana Waskita Karya memiliki saham sebesar 99.7%. Untuk Section 1BC dari Bekasi, Cawang, Kampung Melayu tol road sudah berperasi sejak Nov 2017 dan sisanya diperkirakan selesai akhir 2018 dan 2019,” tuturnya.

Executive Director Private Equities Department ADIA Hamad Al Dhaheri menyatakan pihaknya sangat berpengalaman dalam berinvestasi pada lini bisnis jalan tol, WestConnex, proyek infrastruktur jalan terbesar yang saat ini sedang berlangsung di Australia adalah salah satunya. Hamad menandaskan pola pengembangan proyek infrastruktur dari green menjadi brown field untuk kemudian dilepaskan sahamnya kepada umum merupakan best-practice di sejumlah negara.

“Secara global, kami sudah berinvestasi di proyek-proyek jalan tol sebelumnya, seperti di Kanada dan Australia. Pola pengembangan proyek infrastruktur dari green menjadi brown field untuk kemudian dilepaskan sahamnya kepada umum menjadi best-practice di sejumlah negara, dan Indonesia salah satunya,  secara  mekanisme pasar pendekatan yang BUMN terapkan sudah sangat baik,” tandasnya.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Usaha dan Privatisasi BUMN Kindy Rinaldy Syahrir secara terpisah menuturkan, dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional BUMN-BUMN yang bergerak dalam bidang infrastruktur dan layanan umum memerlukan modal segar baik dari kesempatan penerbitan ekuitas maupun sekuritisasi proyek-proyek yang memang sudah berada dalam tahap brownfield.

Kementerian BUMN optimis pertemuan tersebut berpotensi menghasilkan nilai pengembangan usaha dan investasi yang menjanjikan bagi kedua belah pihak mengingat posisi tawar Indonesia yang cukup baik di antara negara pasar berkembang. Dari pertemuan kemarin, ADIA akan melanjutkan penjajakan sejumlah gagasan dengan manajemen Waskita Karya.

Hamad Al Dhaheri mengatakan, presentasi yang telah dipaparkan sangat jelas dan membantu untuk selanjutnya diolah secara internal sebelum kedatangan Putra Mahkota ke Indonesia dan berterima kasih kepada Kementerian BUMN atas terselenggaranya pertemuan. ADIA sebagai sovereign welfare funds juga diketahui senantiasa mencari proyek-proyek investasi jangka panjang yang tentunya memerlukan pertimbangan mendalam. (arh)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.