
Jakarta, Obsessionnews – Berawal dari kebutuhan, berubah menjadi hobi kemudian berkembang menjadi ladang bisnis. Itulah perjalanan hidupnya hingga menjadi seorang pebisnis di bidang fashion. Bahkan, ia berhasil mengembangkan bisnisnya itu hingga dikenal tak hanya di pasar Indonesia, namun juga di mancanegara.
Ketika ditemui di kediamannya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu Okti Kimria menceritakan awal perjalanan bisnisnya yang tak lain berawal dari hobi. Sejak muda Okti memang memiliki minat besar pada bidang seni, khususnya desain. Namun karena tuntutan kedua orangtua yang mengharuskan ia kuliah bidang bisnis, terpaksa Okti mengurungkan niatnya selama menimba ilmu itu. Seiring berjalannya waktu, ia justru berhasil mengawinkan ilmu bisnisnya dengan hobinya itu.
“Setelah lulus kuliah saya sempat tinggal di Singapura untuk membantu bisnis keluarga. Namun setelah menikah dan punya anak, saya sempat vakum karena fokus mengurus keluarga,” kenangnya.
Setelah dirasa sang buah hati sudah cukup besar, Okti tak mau menunggu waktu lama lagi untuk bergerak memulai sebuah bisnis yang dirintisnya benar-benar dari titik nol. Saat itu ia merasa bahwa sayang sekali jika hobi dan talenta yang dimiliki tidak dikembangkan dengan maksimal.
“Saya merasa jika kita mengerjakan sesuatu dari hobi pasti akan maksimal dan bisa berkembang,” katanya.
Dan terbukti, sebuah bisnis kids fashion atau busana anak-anak yang dirintisnya sejak 3 tahun lalu itu kini berkembang pesat. Setelah dikenal di Pulau Dewata, Bali, kids fashion dengan brand Hootsie ini, bahkan telah go international merambah Australia, Singapura dan akan menyasar Jepang.
Ketertarikannya pada bisnis ini selain karena hobinya mendesain busana, awalnya ia merasa kesulitan mencari busana nyaman dan berkualitas untuk kedua putrinya.
“Saya melihat kids fashion di Indonesia sangat limited, kalau mau beli busana anak brand luar dengan kualitas bagus pasti harganya sangat mahal. Nah, di situlah tantangannya untuk membuat busana anak-anak berkualitas bagus dengan harga terjangkau. Setelah persiapan matang selama setahun akhirnya berdiri Hootsie di Bali,” ia menceritakan awal mula bisnisnya itu.
Lantas mengapa Okti memilih Bali, bukan Jakarta sebagai ladang bisnisnya? Hal itu diakuinya karena potensi Bali sangat besar sebagai tempat wisata, baik untuk turis lokal maupun turis mancanegara. Selain itu, ia pun mengakui kecintaannya yang sangat besar pada Bali. Okti pun cukup bangga lantaran berhasil membawa nama Hootsie yang dikenal sebagai made in Bali. Selain Hootsie, keluarga besar Okti juga memiliki sebuah bisnis hospitality, Hotel Alila Soori yang juga terletak di Bali.
Setelah merasa Hootsie sudah berjalan dengan baik sesuai target dan rencana awal bisnisnya, Okti melebarkan sayap dengan membuat dan mengembangkan sebuah produk flat shoes khusus wanita dengan brand Madeline. Sama seperti Hootsie, Madeline berawal dari kebutuhannya akan flat shoes yang menurutnya lebih nyaman dikenakan dibanding high heels.
“High heels memang indah dipandang tapi kadang sangat menyiksa,” cetusnya.
Madeline belum lama hadir di tengah para kaum hawa pecinta flat shoes, namun Okti yakin akan mampu berkibar seperti Hootsie. Hal itu lantaran Okti menjamin produknya tersebut berkualitas tinggi, terbuat dari kulit asli, dan aksesoris cantik dari Italia, namun dipasarkan dengan harga terjangkau.
“Prinsip saya bisnis bukan hanya semata karena uang, namun juga harus memberikan yang terbaik. Dan saya sangat rewel soal kualitas produk dan kenyamanan. Untuk itu saya menggaransi produk saya berkualitas bagus, dan sangat nyaman,” terangnya sedikit berpromosi.
Bukan sekadar lips service! Sebab, Okti telah membuktikan dan melakukan uji coba sebelumnya. Ya, wanita yang senang berjalan kaki ini, telah mencoba sepatu produksinya itu dikenakan untuk berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh. Ia bercerita, jika sedang di Bali atau sedang traveling ke luar negeri, ia lebih suka jalan kaki ke mana-mana.
Untuk menarik pelanggan, lulusan business marketing dari salah satu universitas di San Francisco ini membatasi produksi hanya 100 pasang sepatu tiap modelnya. Hal itu diakuinya sebagai salah satu strategi pasar agar produknya tersebut terkesan eksklusif dan tidak pasaran. Selain itu, istri Djohan Setiawan ini juga mendesain sendiri model-model sepatu yang diproduksinya itu, meski ia harus tidur hingga pukul tiga dini hari setiap harinya.
“Kerja seperti ini kan harus tenang, dan saya baru bisa mulai bekerja setelah anak-anak tidur, jadi terkadang sampai pagi,” katanya sembari tersenyum.
Di sela-sela kesibukannya, Okti menyempatkan diri traveling ke mancanegara guna mencari inspirasi untuk perkembangan bisnisnya. Dan pada saat libur sekolah tiba, Ibu Kelly Lai dan Michelle Lai ini seringkali mengajak buah hatinya itu traveling untuk berlibur. (Suci Yulianita)