Surabaya, Obsessionnews – Ormas Islam terbesar di tanah air, NU dan Muhammadiyah, harus siap menangkal ajaran terorisme atau deradikalisasi. Indonesia harus belajar dari kasus Paris Berdarah.
Tokoh senior NU, KH Mustofa Bisri atau yang akrab dipanggil Gus Mus, mensinyalir adanya potensi perekrutan anak muda dalam gerakan atau kelompok radikal tertentu. NU dan Muhammadiyah harus siap bekerjasama menangkal hal tersebut.
Radikalisme bisa tergerus dengan pemahaman Islam Rahmatan Lil Alamin.
“NU dan Muhammadiyah siap menjadi tameng masuknya paham radikalisme di Indoensia. Keduanya harus konsisten menyampaikan pemahamannya ke seluruh basis massa maupun daerah,” tutur Gus Mus dalam Launching Institute for Nusantara Studies atau INNUS di UIN Sunan Ampel Surabaya (18/10/2015).
Menurut tokoh nasional ini, langkah pemerintah dalam memberantas dan mendeteksi aksi terorisme sudah cukup bagus.
Namun, tak sepatutnya pemerintah bekerja sendiri, keberadaan ormas islam sangat efektif menggeser paham radikalisme keluar dari Indonesia.
Gus Mus menjelaskan, ajaran agama islam di indonesia selama ini mengajarkan kesantunan dan tidak mengarah pada paham yang berbau radikalisme.
Untuk itu, bermunculannya kelompok mahasiswa yang diduga mengarah ke pemahaman radikalisme, Pengasuh PonPes di Rembang Jawa Tengah, ini menilai bahwa pemahaman tentang agama mereka masih sepotong. Dan ini diperlukan tokoh ataupun pihak yang menjelaskan tentang Islam seutuhnya.(Rudianto/Rez)