Sabtu, 20 April 24

NU dan Masyumi Berpisah tetapi Tetap Kompak

NU dan Masyumi Berpisah tetapi Tetap Kompak
* Buku biografi “Jusuf Wibisono Karang di Tengah Gelombang” yang ditulis oleh Soebagijo I.N. tahun 1980.

Gagasan Wibisono gagal dilaksanakan, karena ditolak oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta. “Jangan (ajukan Sumitro)! Nanti akan menimbulkan ketegangan dalam Partai Masyumi. Angkat saja Sjafruddin.”

Menghormati pendapat Bung Hatta, Wibisono mengangkat Sjafruddin Prawiranegara menjadi Gubernur De Javasche Bank yang terakhir, sekaligus Gubernur Bank Indonesia yang pertama.

Ketika ditanya wartawan, mengapa Wibisono batal mengangkat Sumitro dan mengangkat Sjafrudfin, dia jawab singkat: “Taat kepada keputusan partai.” Masyumi memang mengusulkan Sjafruddin.

 

Wibisono, Ortodox, dan Kemarahan Kiai Wahab

KETIKA Kabinet Soekiman jatuh, Wibisono dipanggil Presiden Sukarno. Dia diminta menjadi Wakil Perdana Menteri pada kabinet berikutnya. Tawaran itu ditolak oleh Wibisono. Menurutnya, jabatan Wakil Perdana Menteri memang tinggi, tetapi tidak punya wewenang apa-apa.

Untuk menghormati Bung Karno, Wibisono menyatakan bersedia menjadi Wakil Perdana Menteri asal merangkap sebagai Menteri Keuangan. Permintaan Wibisono itu tentu saja ditolak, baik oleh Presiden maupun oleh formatur kabinet.

Halaman selanjutnya

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.