Beijing – Untuk hari ketiga berturut-turut, Cina menurunkan lagi nilai mata uangnya, Yuan, terhadap dolar AS. Penurunan terhadap dollar sebesar 1% hari Kamis (13/8), lebih kecil dari pemangkasan nilai tukar pertama yang hampir 2%, dan mengejutkan pasar.
Bank Rakyat Cina, Selasa (11/8), mengumumkan untuk menetapkan nilai tukar harian didasarkan pada perdagangan sehari sebelumnya. Ini akan membawa Yuan lebih dekat pada nilai tukar mengambang.
Langkah itu memicu keresahan tentang perang nilai tukar untuk memacu ekspor Cina. Data ekonomi terbaru menunjukkan menurunnya ekspor Cina, menambah kecemasan bahwa negeri dengan ekonomi terbesar kedua di bidang ekonomi itu sedang mengalami pelesuan ekonomi yang lebih panjang lagi.
Mata uang Yuan yang lebih lemah akan membuat produk Cina lebih murah di luar negeri, yang berarti perusahaan-perusahaan Cina akan lebih kompetitif di pasar dunia.
Bank Rakyat Cina, yang merupakan bank sentral Cina, menetapakan bahwa kurs tengah hari Kamis adalah 6,4010 yuan untuk $1, yang berari penurunan nilai tukar 1.1% dari hari sebelumnya, 6,3306 yuan per US$1.
Sebelumnya, muncul upaya untuk meredakan kecemasan dengan menyebut bahwa lingkungan ekonomi yang kuat, surplus perdagangan berkelanjutan, posisi fiskal yang kuat, dan cadangan mata uang asing yang besar akan memberikan “dukungan kuat” bagi nilai tukar.
Namun data terkait melemahnya ekonomi dan kebijakan baru untuk menetapkan nilai tukar berdasarkan perdagangan sehari sebelumnya, akan membuat kekuatan pasar makin menurunkan nilai tukar yuan lebih rendah lagi di hari-hari mendatang. (bbc.co.uk)
