Selasa, 30 Mei 23

Nilai Transaksi Prospektif TEI-VE 2020 Lampaui Target

Nilai Transaksi Prospektif TEI-VE 2020 Lampaui Target
* Acara konferensi pers virtual Hasil Final TEI-VE 2020, sekaligus mengenai Pengesahan Protokol Pertama untuk Mengubah Persetujuan Kemitraan Ekonomi Menyeluruh ASEAN-Jepang (AJ CEP) dan Persetujuan Perdagangan Preferensial Indonesia-Mozambik (IMPTA), Jumat (11/12/2020). (Foto: Layar Tangkap/Kapoy)

Jakarta, Obsessionnews.comTrade Expo Indonesia ke-35 Virtual Exhibition (TEI-VE) 2020 telah sukses dilangsungkan sebagai pemeran dagang virtual terbesar di Indonesia di tengah pandemi Covid-19.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dalam konferensi pers virtual Hasil Final TEI-VE 2020, sekaligus mengenai Pengesahan Protokol Pertama untuk Mengubah Persetujuan Kemitraan Ekonomi Menyeluruh ASEAN-Jepang (AJ CEP) dan Persetujuan Perdagangan Preferensial Indonesia-Mozambik (IMPTA), Jumat (11/12/2020).

“Pantauan kami, TEI-VE 2020 ini telah berjalan dengan lancar hingga berakhir virtual showcasenya kemarin,” ujarnya.

Agus mengatakan, selama pergelaran pameran dari 10-16 November 2020, TEI-VE 2020 sukses membukukan total nilai transaksi prospektif sebesar USD 1,2 miliar. Total tersebut merupakan capaian yang gemilang. Bagaimana tidak, hasil itu telah melampaui target yang ditetapkan,yakni sebesar USD 1 miliar.

“Selama berjalannya TEI kali ini, memang ada beberapa tantangan yang dihadapi, baik dari sisi exhibitor/eksportir maupun buyers, termasuk penyelenggara TEI. Namun, hal itu tidak mematahkan semangat kita untuk terus meningkatkan ekspor di masa pandemi saat ini,” ucap Agus.

Dia menjelaskan, selama penyelenggaraannya, TEI ke-35 sukses menghadirkan 690 exhibitors atau pelaku usaha sukses dan sebanyak 7.459 buyers. Para buyers tersebut meliputi 3.352 buyers dari 127 negara mitra dagang dan 4.107 buyers lokal.

Agus merinci, total transaksi prospektif USD 1,2 miliar yang dicapai terdiri atas transaksi barang dan jasa, maupun investasi. Transaksi barang dan jasa tercatat senilai USD 1,1 miliar, meliputi nilai MoU barang dan jasa USD 967,13 juta yang terdiri dari perdagangan barang sebesar USD 941,13 juta dan jasa (pekerja migran terampil) USD 26,00 juta; transaksi harian USD 124,75 juta; dan business matching USD 435,28 ribu.

Sedangkan, transaksi investasi mencatatkan nilai USD 110 juta dengan dua negara, yaitu Jepang sebesar USD 100 juta untuk produk palm oil mill effluents-POME; dan Mesir sebesar USD 10 juta untuk pabrik joint venture.

“Ke depan, di 2021 kita masih akan menghadapi masa sulit karena pandemi Covid-19 dan resesi ekonomi di hampir seluruh negara dunia, termasuk Indonesia. Untuk itu, diharapkan hasil yang diperoleh TEI kali ini dapat terus berkelanjutan, di samping juga kami terus berupaya meningkatkan terobosan peningkatan ekspor nonmigas,” kata Agus.

Adapun 15 negara terbesar yang melakukan transaksi pada TEI ke-35 adalah RRT senilai USD 505,01 juta; Jepang USD 224,20 juta; Mesir USD 147,20 juta; Australia USD 95,42 juta; Malaysia USD 21,40 juta; Belanda USD 19,34 juta; Filipina USD 16,01 juta; Jerman USD 14,78 juta; Amerika Serikat USD 10,62 juta; India USD 9,49 juta; Taiwan USD 6,87 juta; Brasil senilai USD 5,77 juta; Korea Selatan senilai USD 4,00 juta; Singapura senilai USD 3,73 juta; dan Hong Kong USD 2,00 juta.

Sedangkan, 15 produk ekspor yang mencatat transaksi terbesar selama TEI ke-35, adalah produk palm oil USD 362,95 juta (33,23 persen); kertas dan produk kertas USD 244 juta (22,34 persen); makanan minuman dalam kemasan USD 157,55 juta (14,42 persen); produk kopi USD 78,14 juta (7,15 persen); kendaraan dan suku cadangnya USD 52,36 juta (4,79 persen); industri strategis USD 50,01 juta (4,58 persen); bumbu masak dan rempah USD 25,25 juta (2,31 persen); produk kayu ringan USD 11,47 juta (1,05 persen); furnitur kayu USD 9,97 juta (0,91 persen); produk perikanan USD 9,24 juta (0,85 persen); furnitur rumah tangga USD 9,22 juta (0,84 persen); rempah-rempah USD 9 juta (0,82 persen); furnitur rotan USD 8,22 juta (0,75 persen); alas kaki USD 7 juta (0,64 persen); serta kerajinan kayu dan batu USD 6 juta (0,55 persen).

“Semoga hasil yang baik ini dapat semakin meningkat di masa depan untuk peningkatan ekspor nonmigas dan keseimbangan neraca perdagangan Indonesia,” tambah Mendag.

Pada konferensi pers tersebut, Mendag Agus juga menyatakan apresiasi positif dari segenap jajaran Kemendag kepada seluruh pihak, baik pemerintah Indonesia, pemerintah negara sahabat, pelaku bisnis/eksportir, Kadin, buyers, para Duta Besar RI, Konsul Jenderal, Dubes WTO, Atase Perdagangan, Indonesian Trade Promotion Center, Kantor Dagang Ekonomi Indonesia, dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan di daerah, termasuk PT Debindo Multi Adhiswasti, PT Bank Rakyat Indonesia, dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia; serta media yang telah berupaya dengan keras mempersiapkan dan menyukseskan TEI ke-35 ini.

Sedangkan Trade Expo Indonesia ke-36 mendatang akan difokuskan pada penguatan produk yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan produk yang memiliki nilai tambah.

“Semoga kerja keras dan kerja tim yang sudah terjalin dengan baik seluruh pihak yang terlibat dapat terus ditingkatkan. Sampai jumpa pada TEI ke-36 tahun 2021 mendatang,” pungkas Agus. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.