Kamis, 25 April 24

Ngaji kepada Gus Baha, Gus Jazil Dapat Penjelasan Pilih Pemimpin Hukumnya Wajib

Ngaji kepada Gus Baha, Gus Jazil Dapat Penjelasan Pilih Pemimpin Hukumnya Wajib
* Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid yang akrab disapa Gus Jazil (kiri) dan KH Ahmad Bahauddin atau yang lebih dikenal dengan panggilan Gus Baha, ulama terkemuka Nahdlatul Ulama (NU) dari Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. (Foto: mpr.go.id) 

Mendirikan negara atau memilih pemimpin menjadi wajib karena tujuan syariat adalah mengurusi agama, dan mengurusi agama itu tidak akan berhasil tanpa mengurusi dunia. Dan mengurusi dunia tidak akan berhasil tanpa adanya imam yang ditaati.

”Jadi mendirikan negara adalah bagian dari tujuan syarat”, paparnya.

Dalam kesempatan itu, Gus Baha kemudian mengambil satu buku saku yang dia tulis berjudul al-Intishar li Madzahibi Syaikhina yang ditulisnya dalam rangka 100 hari wafatnya sang guru, Al Maghfurlah KH Maimoen Zubair. Di dalam buku tersebut, Gus Baha mengutip kitab masterpiece Imam Al Ghozali, Ihya Ulumuddin. Disebutkan bahwa kemuliaan atau kekuatan itu tidak akan terjadi tanpa adanya kepemimpinan.

”Alhamdulillah, kami mendapatkan buku saku yang menjelaskan kewajiban mendirikan imam. Kami kemudian bertanya ke Gus Baha bahwa mendirikan imam ada prasyaratnya. Kalau sekarang ya ada partai politik, undang-undang, ada DPR, itu bagian dari mendirikan negara. Jadi syarat-syarat itu pun menjadi wajib karena ada kewajiban mendirikan kekuasaan atau memilih pemimpin atau Presiden. Jadi selaras dalam konteks adanya parpol dan pemilu itu bagian dari syarat terpilihnya pemimpin yang ditaati. Jadi dengan sendirinya parpol, pemilu itu menjadi bagian yang wajib kita dukung. Maka mengikuti pemilu dalam konteks ini menjadi kewajiban,” tutur Gus Jazil.

Halaman selanjutnya

Pages: 1 2 3 4

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.