Selasa, 23 April 24

Teror Pimpinan KPK Jadi Pintu Masuk Mengoreksi Kasus Novel

Teror Pimpinan KPK Jadi Pintu Masuk Mengoreksi Kasus Novel
* Polisi mendatangi kediaman Ketua KPK Agus Rahardjo, di Perumahan Graha Indah, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, untuk melakukan olah TKP. (Foto: Waspada)

Jakarta, Obsessionnews.com – Rasa kekhawatiran menyelimuti pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah Rabu (9/1/2019) pagi tadi dua komisionernya, Agus Rahardjo dan Laode M Syarif, mendapat teror. Mereka khawatir akan terulangnya peristiwa teror yang dialami oleh penyidik senior KPK, Novel Baswedan.

Mantan Kasatgas kasus e-KTP itu diserang oleh orang tak dikenal menggunakan air keras yang mengakibatkan luka serius pada bagian matanya pada 11 April 2017. Sejak kasus penyiraman air keras yang menimpa Novel Baswedan hingga saat ini masih menjadi pertanyaan publik siapa sosok pelaku yang melakukan perbuatan itu.

 

Baca juga:

Rumah Ketua KPK Diteror Bom oleh Orang Tak Dikenal

Pernah Mangkir Kasus Meikarta, KPK Kembali Panggil Aher

KPK Tangkap Tangan Hakim dan Panitera PN Jaksel

KPK Didesak Selidiki ‘Kejahatan Korporasi’ Lippo Group

Remigo Menambah Panjang Daftar Kepala Daerah yang Ditangkap KPK

 

Mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto (BW) mengatakan, KPK harus membangun sistem yang dapat menangkal teror. Sebab, BW menyebut upaya pemberantasan korupsi yang semakin keras berbanding lurus dengan perlawanan balik dari koruptor (corruptor fight back).

“Kasus Novel dan kawan serta teror pada Pimpinan KPK bisa jadi refleksi, KPK harus punya sistem dan kepedulian melawan teror bersama,” kata Bambang, Rabu (9/1/2019).

Teror yang terjadi harus menjadi pembelajaran bagi siapa pun di KPK termasuk aktivis antikorupsi, insan KPK, dan pimpinan KPK. “Teror atas pimpinan KPK harus dikutuk keras apalagi jika ditujukan untuk mendekonstruksi upaya pemberantasan korupsi yang serius,” ucap BW. 

Mantan Ketua KPK Abraham Samad juga angkat bicara soal teror ini. Samad mengutuk keras aksi teror tersebut, seraya meminta aparat mengusut tuntas kasus tersebut agar tak terulang lagi. “Ya harus mencari, mengusut tuntas supaya tidak lagi terjadi, ini kan memalukan,” kata Samad.

Samad menengarai kasus teror yang dialamatkan kepada pimpinan KPK bisa sebagai akibat dari belum terungkapnya kasus Novel Baswedan. Karena itu, dia meminta setiap pelaku teror terhadap penyidik dan pimpinan KPK segera ditangkap. Itu dilakukan agar para pelaku tidak berani lagi melakukan perbuatan yang sama.

“Menurut saya karena kasus Novel tidak pernah diungkap, akhirnya apa? Kasus ini bisa berulang lagi, karena pelaku ini menganggap kalau kita melakukan sesuatu tidak pernah dibawa ke pengadilan, tidak dihukum, tidak diungkap, maka dia berani lagi melakukan. Itu sebenarnya intinya,” imbuhnya.

Kediaman Ketua KPK Agus Rahardjo diteror dengan ditemukannya tas berisi benda mirip bom pipa. Sedangkan di rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarif dilempar 2 bom molotov oleh orang tak dikenal. Kejadian itu menyebabkan dinding bagian depan rumah Syarif berbekas hitam akibat asap. 

Terkait penanganan kasus Novel, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan dirinya tetap mengawal kasus tersebut melalui Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan kasus ini dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada Kapolri.

“Saya terus mendapatkan ‘progress’ kasus ini melalui Kapolri yang sudah bekerja sama dengan KPK, Kompolnas, Ombudsman RI hingga Komnas HAM, silakan tanya ke Kapolri,” ungkap Jokowi ketika jtu. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.