Jumat, 26 April 24

Siapa di Balik Gerakan Politik KKB Papua?

Siapa di Balik Gerakan Politik KKB Papua?
* Ilustrasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). (Foto: Media Indonesia)

Jakarta, Obsessionnews.com – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di bawah barisan Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali melakukan aksi teror dengan membunuh 31 pekerja pembangunan jembatan Trans Papua. Diduga mereka dibunuh karena memfoto kegiatan OPM.

Kejadian semacam ini, bukan kali ini saja terjadi. KKB sudah kerap melakukan aksi serupa dengan membunuh para pekerja di Papua. Terakhir kasus penculikan 347 warga Papua pada tahun 2017. Bersyukur pasukan gabungan TNI/Polri berhasil memukul mundur KKB.

Pengamat teroris dan intelijen dari Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya berpendapat, pelaku penembakan dan penyanderaan warga di Papua tidak bisa dilabeli sekadar KKB.

 

Baca juga:

FOTO 140 Prajurit TNI Berangkat Tugas ke Papua

Biadab! KKSB Sekap dan Perkosa Guru di Papua

Warga Papua Datangi Pengobatan Gratis dan Bagi Sembako TNI

Ketua Komisi I DPR Protes Vanuatu yang Dukung Separatisme Papua

 

“Alasannya, karena ada dimensi politis dari gerakan mereka,” ujar Harits saat dihubungi, Selasa (4/12/2018).

Dimensi politis yang dimaksud terlihat dari tiga tuntutan mereka.

Pertama, bubarkan Freeport. Kedua, militer Indonesia harus ditarik keluar dari Papua dan diganti dengan pasukan Keamanan PBB. Ketiga, Pemerintah Indonesia harus menyetujui pemilihan bebas atau referendum. Artinya rakyat Papua bisa menentukan nasib sendiri.

Kelompok kriminal bersenjata, lanjut Harits, melakukan kegiatannya untuk ekonomi semata, tidak dibumbui dengan unsur politik.

“Kalau kriminal tentulah enggak berbeda jauh dengan kriminal lainnya di berbagai tempat. Sementara, mereka terorganisir, punya jaringan dalam dan luar negeri, punya agenda politik dari aksi-aksi kriminal mereka,” ujar Harits.

Dari tuntutan, kata Harits, mereka diindikasikan merupakan kelompok yang disokong beragam komponen.

“Ada orang lokal Papua yang oportunis dengan kepentingan politiknya. Orang-orang semacam ini banyak juga yang tinggal di luar negeri dan yang kedua adalah pihak asing juga perlu diwaspadai,” ujar Harits.

Keberadaan asing ikut bermain, lanjut Harits, terbaca dari setiap gejolak di Papua diikuti dengan suara dari beberapa negara. Mereka mendorong bahkan memberi tekanan yang target utamanya adalah lepasnya Papua dari Indonesia.

“Jadi KKB adalah sejatinya OPM yang punya visi politik dan melakukan beragam perlawanan dan asing ikut bermain didalamnya,” lanjut dia. (Albar)

 

Baca juga:

Amsal Ungkap Tiga Cara Jaga Kerukunan Umat di Papua

Sejarah Buktikan Papua adalah Indonesia Sejak 17 Agustus 1945

Demokrat Pusing, 90% Pengurus DPD-DPC Papua Dukung Jokowi

 

Related posts

2 Comments

  1. Sparrow

    Yg dibalik semuanya?
    Sejarah sdh mencatat negara2 kaya karena emas,dan didunia ini beberapa negara sdh terbukti memang gila emas sedari nenek moyangnya……..dan negara pencari koloni baru utk menampung warganya agar tidak tenggelam karena sangat kecilnya pulau yg ditinggali oleh warga dinegara tersebut. Dan pencari serta petualang penambangan emaslah yg sangat menginginkan daerah ini yg bakal menjadikan mereka raja2 kecil.

  2. Dhimithry

    Mnurut saya Indonesia harus bersih dari korupsi yg kejam itu. Tidak terkejut akan ada propinsi2 diindonesia ini yg ingin memisahkan diri nantinya kerna bnyak pejabat yg korupsi..kekayaan alam diindonesia harus untuk hajat hidup orang banyak. Hentikanlah korupsi wahai para pejabat . Jangan sia siakan perjuangan para pahlawan kita untuk Indonesia yg kita cintai ini.

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.