Jumat, 26 April 24

Gempa Tsunami Palu Donggala, Lebih 1.242 Tewas

Gempa Tsunami Palu Donggala, Lebih 1.242 Tewas
* Gempa Palu.

Korban tewas gempa tsunami Palu Donggala terus meroket, kini jumlahnya sudah mencapai 1.424 tewas dan bakal lebih.

Sebagaimana diperkirakan, angka korban tewas terus bertambah. Setelah 1.407 dikuburkan dalam pemakaman massal, tim darurat menemukan sejumlah jenazah lagi, yang masih akan diidentifikasi.

Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers Kamis (4/10) menyebut, para korban tewas itu terdiri dari 1.203 di Palu, 144 Donggala, 64 Sigi, 12 Parigi Moutong, seorang di Pasang Kayu.

Menurut Sutopo, bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu kini sudah mulai dibuka untuk penerbangan komersial, setelah sebelumnya hanya digunakan untuk pesawat militer dan pengangkut bantuan darurat kemanusian.

Disebutkan, alat-alat berat juga sudah dikerahkan ke hampir semua kawasan yang paling parah terdampak, untuk melanjutkan upaya evakuasi.

Para petugas penyelamat dan relawan terus melanjutkan upaya pencarian dan penyelamatan di Petopo dan Balaroa mencari korban-korban lain yang dicemaskan terkubur dalam tanah yang mengalami likuifaksi -peristiwa ketika tanah menggembur dan mencair, dan menelan bangunan di atasnya, serta isinya termasuk para penghuninya.

“Di Hotel Roa-Roa juga masih terus dilakukan evakuasi untuk menemukan para tamu hotel yang diduga masih tekubur di bawah reruntuhan, sebagian di antaranya orang asing,” kata Sutopo seperti dilansir BBC Indonesia, Kamis (4/10).

“Sejauh ini belum ada orang asing yang ditemukan,” lanjutnya.

Sementara itu, Kabupaten Donggala sudah pula lebih bisa dijangkau.

Bantuan internasional untuk korban bencana terus berdatangan, lima hari setelah gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.

Setidaknya 29 negara sudah menawarkan bantuan kemanusiaan, namun pemerintah Indonesia menolak bantuan medis dari negara sahabat. Mengapa demikian?

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho sebelumnya mengungkapkan enam kebutuhan bantuan untuk menanggulangi bencana. Di antaranya, transportasi udara, tenda, alat pengolahan air, generator, field hospital (rumah sakit lapangan), dan fogging.

Namun kini, kebutuhan rumah sakit lapangan, tenaga medis dan fogging, tidak lagi menjadi prioritas.

Bantuan internasional difokuskan pada transportasi, pengelahan air (water treatment), genset untuk kebutuhan listrik, dan tenda.

“Beberapa negara yang menawarkan tim SAR dan tenaga medis sudah diputus untuk tidak difasilitasi. Jadi mereka menawarkan tenaga-tenaga SAR untuk mencari korban, tapi tidak sesuai dengan kebutuhan pemerintah Indonesia. Sehingga, tidak difasilitasi,” ujar Sutopo dalam konferensi pers yang digelar Rabu (3/10). (BBC)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.