
Bandung, Obsessionnews – Historical Walk atau Napak Tilas menjadi perhatian utama yang hadir pada acara puncak Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung. Puluhan kepala negara peserta KAA melakukan napak tilas bersejarah dari Hotel Savoy Homann ke Gedung Merdeka di Bandung. Napak tilas ini mengenang perjalanan yang dilakukan para pemimpin negara pada penyelenggaraan KAA pertama pada 1955 lalu.
Sejumlah delegasi KAA dengan tersenyum dan melambaikan tangan menyapa para pemain marching band yang dengan semangat memainkan parade drumband yang bergema di sepanjang ruas jalan Asia Afrika tepatnya dari Hotel Savoy Homann menuju Gedung Merdeka sekitar 200 meter.
Sejak pukul 06 pagi beberapa ruas jalan menuju Jl Asia Afrika ditutup untuk digunakan perjalanan sejumlah delegasi ke kawasan Hotel Savoy Homann Bandung. Wapres RI Jusuf Kalla tiba tepat pukul 07.05 WIB menggunakan pesawat HLP Air Brus A 319-112 dengan no register XY AGR, JK disambut Panglima Kodam III Mayjen TNI Dedi Kusnadi Tamim dan Kapolda Jabar Irjen Pol Mohamad Iriawan.
Disusul pukul 07.16. WiB delegasi Vietnam menggunakan Vietnam Airline HLP-BDO Airbras A321-231 No. Register VM A339, 07.10 WIB pesawat MAI membawa Presiden dan wartawan foto Myanmar jenis Airbas A319-112 Register XY A610. Jalan-jalan yang mengalami penutupan tersebut yaitu Jl. Pajajaran, Jl. Wastukancana, Jl Merdeka, Jl Tamblong, Jl Lembong dan Jl Asia afrika.
Usai historical walk atau berjalan dari Hotel Homann menuju Jl Merdeka para delegasi pun masuk ke gedung Merdeka Bandung, usai memberikan waktu kepada para wartawan foto untuk mengabadikan, Ridwan Kamil membacakan Dasa Sila Bandung yang berbunyi:
1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa
3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun kecil
4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soalan-soalan dalam negeri negara lain
5. Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian ataupun kolektif yang sesuai dengan Piagam PBB
6. Tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara besar dan tidak melakukannya terhadap negara lain
7. Tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara
8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi (penyelesaian masalah hukum) , ataupun cara damai lainnya, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama
10. Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban internasional
Kemudian digelar kesenian angklung dengan lagu halo-halo Bandung dan dilanjutkan pidato dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam pidatonya Presiden mengatakan dari kota Bandung ini dimulai berbagai perjuangan untuk memancarkan keadilan dan kemakmuran.
“Jika dahulu peserta KAA hanya 3 negara, maka pada peringatan ke 60 tahun ada 91 negara yang menjadi peserta KAA”, ujarnya.
Jokowi mengajak peserta untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan negara-negara Asia Afrika dapat sejajar dengan negara-negara maju.
Pada KAA 2015, sebanyak tiga dokumen telah disepakati yaitu Pesan Bandung 2015, Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP), serta Dukungan untuk Palestina.
TIGA DOKUMEN KAA 2015
Pesan Bandung 2015
– Pesan visioner, mengedepankan kerja sama yang baru secara nyata, dan revitalisasi penguatan kemitraan Asia Afrika pada solidaritas politik, kerja sama ekonomi, dan hubungan sosial-budaya sebagai tiga pilar utama.
Penguatan kemitraan strategis baru Asia Afrika (NAASP)
– Penguatan solidaritas, persahabatan, kerja sama serta mengkaji ulang perkembangan kerja sama NAASP selama 10 tahun terakhir. NAASP pertama kali dideklarasikan pada KAA 2005.
– Kerja sama nyata pada upaya pemberantasan terorisme, membentuk jejaring pusat penjagaan perdamanan mengecam aksi ekstremisme atas nama agama.
Dukungan untuk Palestina
– Memberikan dukungan secara konsisten terhadap pendirian negara Palestina dan hak-hak dasar warganya. (Dudy Supriyadi)