
Obsessionnews.com – Kabar bohong atau berita hoax akhir-akhir ini banyak mendapat sorotan dari masyarakat karena meresahkan. Bahkan, pemerintah pun sampai dibuat pusing dengan berita hoax, sehingga memicu Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggelar rapat kabinet terbatas khusus membahas penanganan berita hoax.
Rapat berlangsung di Istana Negara pada 29 Desember 2016. Hasil rapat memutuskan, pemerintah akan memburu dan menindak tegas para oknum atau pelaku yang membuat dan menyebar berita hoax ke masyarakat. Sebab, berita bohong itu berpotensi memecah belah bangsa.
Berbicara tentang hoax dalam sejarah umat muslim ternyata pernah dialami oleh Nabi Muhammad SAW. Saat itu Ummul Mukminin Siti Aisyah, istri Nabi, difitnah berselingkuh dengan orang lain. Fitnah keji itu sempat membuat Rasulullah terpengaruh sampai akhirnya Allah SWT menurunkan wahyu Surat An-Nur ayat 11-26.
Rasulullah diyakinkan oleh Tuhan bahwa dia adalah manusia terbaik atau manusia pilihan. Maka sudah pasti perempuan yang mendampingi dia adalah sosok perempuan yang baik imannya. Sehingga tidak mungkin istri Rasulullah berselingkuh seperti fitnah yang dituduhkan oleh kaum munafik.
Begini kisahnya
Pada bulan Sya’ban Tahun 5 Hijriyah Rasulullah bersama kaum muslimin melakukan peperangan dengan Bani Musthakiq. Siti Aisyah pun ikut terlibat dalam peperangan itu. Dalam perjalanan pulang saat kembali dari peperangan, rombongan kaum muslimin berhenti di suatu tempat di dekat Kota Madinah, dan di situlah awal mula fitnah itu muncul.
Siti Aisyah menyadari bahwa kalungnya telah putus dan hilang. Maka, ia yang biasanya ditandu, segera kembali ke tendanya untuk mencari kalung yang hilang tersebut. Sementara orang-orang yang membawa tandu Aisyah tidak menyadari bahwa dia tidak berada di dalamnya.
Setelah sekian lama mencari kalung tersebut, ternyata Aisyah tidak berhasil menemukan, sehingga ia memutuskan untuk kembali ke rombongan untuk ditandu. Namun, sesampainya di sana, rombongan Rasul sudah tidak ada. Aisyah tertinggal. Ia sendirian.
Setelah lama menunggu dan tertidur, tiba-tiba muncullah salah seorang anggota rombongan yang bernama Shafwan bin Mu’athal as-Sulami adz-Dzakwani ra lewat. Shafwan ini adalah anggota pasukan perang yang sengaja ditugaskan paling belakang.
Melihat ada orang yang tertinggal, Shafwan segera menjenguknya. Namun, setelah mengetahui yang tertinggal itu adalah Aisyah, Shafwan langsung bergegas menolongnya dengan memberikan tunggangan untanya kepada Aisyah. Dan ia rela berjalan kaki menuntun Aisyah.
Namun, orang-orang yang menyaksikan perjalanan Aisyah dengan Shafwan menuju rombongan menilainya negatif. Orang munafik seperti Abdullah bin Ubay bin Salul memfitnah bahwa Aisyah telah berselingkuh dengan Shafwan. Fitnah itu dengan cepat beredar hingga di Madinah, sehingga menimbulkan kegoncangan di kalangan kaum muslimin.
Karena tuduhan berselingkuh tersebut, sampai-sampai Rasululah SAW menunjukkan perubahan sikap atas diri Aisyah. Diceritakan Aisyah, karena peristiwa itu dirinya akhirnya jatuh sakit.
“Saat itu yang membuatku bingung ketika aku sakit, aku tidak melihat kelembutan dari Nabi SAW seperti biasa yang aku lihat ketika aku sakit. Beliau hanya mengucapkan salam, lalu bertanya,”Bagaimana keadaanmu,” kemudian pergi,” kata Siti Aisyah yang terdapat pada kitab An-Nihayah fi Gharib al-Hadits.
Kondisi fitnah itu tentu menyebar hingga mencapai satu bulan lamanya. Dan selama itu pula, tak ada wahyu yang diterima Nabi Muhammad SAW.Sampai kemudian, Allah SWT mengabarkan berita gembira kepada Nabi SAW yang menyatakan bahwa Aisyah terbebas dari segala tuduhan perselingkuhan dan fitnah itu.
Penegasan Allah SWT itu tercantum dalam Al Qur’an, Surat An-Nur ayat 11-26. Dengan turunnya ayat tersebut, terbebaslah Aisyah dari tuduhan keji itu, hingga berbahagialah Rasulullah SAW beserta sahabat-sahabat setianya. (Albar)