
Para anggota Parlemen Malaysia dalam protesnya atas kejahatan militer Myanmar terhadap Muslim Rohingya, mendesak perusahaan minyak Malaysia menarik investasinya dari Myanmar.
IRNA (9/11) melaporkan, 47 anggota Parlemen Malaysia yang merupakan oposan pemerintah, mendesak perusahaan minyak nasional Malaysia, Petronas untuk menarik seluruh investasinya di Myanmar selama negara ini tidak mengakui hak kewarganegaraan Muslim Rohingya.
Pembantaian luas Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine, barat Myanmar oleh militer negara itu dimulai pada 25 Agustus 2017 lalu dan hingga kini telah menewaskan dan melukai ribuan orang, serta memaksa ratusan ribu lainnya mengungsi.
Sebelumnya, Menlu Malaysia, Anifah Aman, meminta pemerintah Myanmar untuk segera menyelesaikan masalah Muslim Rohingya dan menuturkan, Kuala Lumpur harus menanggung kerugian besar karena telah menampung puluhan ribu pengungsi Muslim Rohingya yang lari dari Myanmar.
Menurutnya, situasi buruk di Rakhine dapat membuka peluang yang tepat bagi meluasnya ekstremisme. Kelompok teroris Daesh, katanya, sedang berupaya mendirikan pangkalan di selatan dan tenggara Asia.

Desak Represi terhadap Myanmar
Ketua Keadilan Sejagat (JUST), Dr Chandra Muzaffar mendesak represi dan pembatasan lebih besar sekutu Myanmar kepada negara Asia Tenggara ini untuk mengakhiri genosida dan pembantaian Muslim Rohingya.
Seperti diberitakan IRNA, Chandra Muzaffar Rabu (20/9) mengatakan, berlanjutnya represi terhadap Myanmar melalui berbagai organisasi regional dan internasional dan penerapan sanksi terhadap Myanmar termasuk langkah optimis untuk mengakhiri kekerasan ekstrimis Budha terhadap Muslim Rohingya.
Ia menambahkan, negara-negara Muslim seperti Malaysia, Indonesia, Turki dan Republik Islam Iran yang memiliki hubungan ekonomi dan politik dengan Cina harus berusaha membujuk negara besar melakukan langkah praktis terhadap Myanmar.
Chandra Muzaffar menjelaskan, negara-negara sahabat Myanmar yang memiliki pengaruh global seperti Cina dan Amerika juga harus terlibat untuk mengakhiri kekerasan terhadap Muslim Rohingya.
Di krisis terbaru Provinsi Rakhin di Myanmar selama tiga pekan lalu sedikitnya 400 Muslim Rohingya terbunuh dan lebih dari 400 ribu lainnya mengungsi ke Bangladesh serta ribuan rumah warga Muslim dibakar. (ParsToday)
Baca Juga:
- PBB Akui Pembantaian Sistematis Muslim Rohingya
- Pengungsi Rohingya di Bangladesh Capai 590 Ribu
- Setiap Pekan 12.000 Anak-anak Rohingya Tiba di Kamp Penuh Sesak
- UNICEF Peringatkan Kondisi Buruk Pengungsi Rohingya
- Israel Akui Berperan dalam Genosida Muslim Rohingya
- PBB Sengaja ‘Diamkan’ Pembantaian Muslim Rohingya di Myanmar?
- PBB: Penyiksaan Muslim Rohingya, Mimpi Buruk Kemanusiaan
- Biadab! Orang Buddha Myanmar Halangi Bantuan Rohingya
- Muslim Rohingya Dibantai, Suu Kyi Masih Saja Menipu!
- Tragedi di Myanmar, Genosida Terorganisir terhadap Umat Islam
- Kampret! Mendagri India Usir Muslim Rohingya
- Pembantaian Muslim Myanmar, Contoh Nyata Genosida
- Pengungsi Rohingya Sebut Omongan Suu Kyi Penipuan!
- Serangan atas Muslim Berlanjut, Komandan Militer Myanmar Biadab!
- Forjim Bongkar Penyesatan Opini Kaum Liberal tentang Konflik Rohingya
- Militer Myanmar Sengaja Bakar Desa-desa Muslim Rohingya
- Myanmar Tidak Ijinkan IRC Mengkases Muslim Rohingya
- UNICEF Peringatkan Bahaya Kematian 200 Ribu Anak Rohingya
- Negara-negara Islam Harus ‘Boikot’ Myanmar !!
- Bungkam, Aung San Suu Kyi Dikecam 5 Peraih Nobel Perdamaian
- Militer Myanmar Mulai Serang Masjid-masjid di Rakhine
- Pokok-pokok Pikiran Majelis Nasional KAHMI tentang Masalah Rohingya
- Forum Parlemen Dunia Kutuk Genosida Rohingya, India Marah
- Media Myanmar Sebarkan Berita Bohong Soal Rohingya
- The Telegraph: Militer Myanmar Bantai Muslim
- Tentara Myanmar Tembaki Ratusan Muslim Rohingya, Perempuan dan Anak-anak
- Pengacara Muslim Myanmar Tewas Diteror