Musibah Besar PPP tak Lolos Ambang Batas Pemilu 2024

Musibah Besar PPP tak Lolos Ambang Batas Pemilu 2024
Oleh: Zainut Tauhid Sa'adi, Politikus Senior PPP, Mantan Wakil Ketua Umum DPP PPP Sehubungan dengan tidak lolosnya PPP pada ambang batas Pemilu 2024, sebagai orang yang pernah dibesarkan di PPP saya merasa sangat prihatin melihat nasib PPP yang tidak lolos PT dalam Pemilu 2024. Menurut saya hal ini merupakan musibah besar bagi seluruh kader dan simpatisan PPP yang selama ini setia dan istikamah (konsisten) memberikan kepercayaan kepada PPP sebagai wadah perjuangan dan penyalur aspirasi politiknya. Keterpurukan suara PPP adalah sebuah harga yang harus dibayar oleh para pimpinan dan elite partainya yang tidak memiliki kepekaan terhadap perasaan publik, hal itu tercermin dari ketidakmampuannya mengelola konflik internal partai dengan baik, bahkan sebagian dari elitenya memiliki kegemaran mempertontonkan konflik secara terbuka di depan publik. Wajar jika publik memberikan hukuman dengan tidak memilih PPP di Pemilu 2024, karena muak melihat partai yang mengusung jargon agama tetapi hobinya sering berkonflik. Sebagai senior PPP saya mengimbau kepada pimpinan, elit dan kader PPP di semua tingkatan untuk: Pertama, tidak saling menyalahkan dan mencari biang kerok dari keterpurukan PPP, apalagi melakukan tindakan destruktif yang justru dapat merusak citra PPP. Kedua. segera melakukan konsolidasi organisasi, memperkuat tali silaturahmi, membangun persaudaraan untuk membangkitkan moral kader dan simpatisan PPP di tingkat _grassroot._ Ketiga, melakukan refleksi secara mendalam atas musibah ini agar dapat mencari solusi yang tepat untuk membangun kembali PPP di masa yang akan datang. Keempat,. elite politiknya jangan memberikan pernyataan kontroversial, yang dapat mengundang polemik yang tidak produktif. Kelima, kepada pimpinan dan elite PPP agar segera meminta maaf secara terbuka kepada publik sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas tidak lolosnya PPP pada ambang batas Pemilu tahun 2024. Akan lebih bijak jika permohonan maaf itu disertai dengan pernyataan pengunduran diri elite tertinggi partai dari jabatannya secara ikhlas dan legowo.