Semarang, Obsessionnews – Jemaat aliran Islam terbesar kedua di Indonesia, Muhammadiyah dipastikan memulai awal puasa pada tanggal 18 Juni mendatang. Hal tersebut dinyatakan Ketua Muhammdiyah, Din Syamsudin saat peresmian gedung Sulaiman di lingkungan RS Roemani, Semarang, Senin (15/6/2015).
Selanjutnya, pada 17 Juni malam, umat muslim Muhammadiyah diwajibkan shalat tarawih sebagaimana tuntunan Nabi Muhammad SAW. Kepastian tanggal tersebut dikarenakan pada tanggal 16 Juni konjungsi matahari, bumi, dan bulan baru terjadi pukul sembilan malam.
“Maka belum bisa malam itu (16 Juni) disebut malam pertama Ramadhan. Maka malam pertama Ramadhan dapat dipastikan pada tanggal 17 Juni,” ujarnya di hadapan awak media.
Menurut Din, hasil penghitungan hilal secara ruqyat oleh ormas muslim lain dan pemerintah dimungkinkan bersamaan dengan Muhammadiyah. Jarak bulan yang cukup tinggi untuk dilihat menjadi patokan dasar bagi penentuan hari pertama puasa.
“Jadi besar kemungkinan untuk tahun ini baik awal Ramadhan atau awal Syawal sama,” tandas ketua umum PP Muhammadiyah.
Sementara itu, pakar falak asal Semarang, Slamet Hambali juga mengungkapkan analisis yang tidak jauh berbeda. Pada hari ini, Selasa (16/6), bulan telah mendahului matahari terbenam. Jarak waktu antara bulan dan matahari adalah sebanyak 8 menit.
Pengamatan hilal, lanjutnya, merupakan tuntutan agama. Kegiatan tersebut telah dilaksanakan sejak 29 Sya’ban lalu. Sehingga pemerintah selaku amir wajib melakukan sidang Isbat guna penentuan awal puasa. “Insya Allah tanggal 18 Juni 2015 semua sama kecuali kelompok-kelompok kecil yang sudah mulai duluan,” terang pengajar aktif di UIN Semarang tersebut.
Beberapa kelompok Islam lain seperti An Nadzir memang sudah mendahului shalat tarawih. Slamet menjelaskan mereka menghitung awal Ramadhan berdasarkan surutnya air pasang. Meski begitu, bagi sebagian besar ormas seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah diprediksi merayakan lebaran secara bersama-sama. (Yusuf IH)
