Sabtu, 20 April 24

Mobil SMK Muhammadiyah Tenaga Surya Dilaunching

Jakarta – Kreatifitas anak bangsa kembali mengharumkan Indonesia, mereka adalah para siswa SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Malang dan SMK Muhammadiyah Haurgeulis Indramayu yang telah berhasil menciptakan mobil listrik tenaga surya dengan tipe microbus hybrid.

Mobil dari SMK Muhammadiyah Malang diberi nama Suryawangsa 2 yang merupakan pengembangan dari mobil Suryawangsa 1 tahun (2011-2012). Sedangkan mobil SMK Muhammadiyah Haurgeulis Indramayu diberi nama Giwangkara yang merupakan mobil perdana yang berhasil diciptakan oleh anak didiknya.

Dua mobil tersebut kini tengah dilauncing di Jakarta tepatnya di Gedung PP Muhammadiyah Jalan Menteng Raya Jumat (19/12/2014). Dalam ‎launcing ini dihadiri oleh Menteri Pendidikan Sekolah Dasar Menengah Anies Baswedan dan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.

Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah Gondanglegi Malang, H. Pahri mengatakan, mobil tenaga surya ini memang sengaja didesain berdasarkan pada kebutuhan otomotif masa depan yang hemat energi dan ramah lingkungan.” Dalam menciptakan mobil ini kami membutuhkan waktu 8 bulan 7 hari,” ujarnya di Gedung PP Muhammadiyah.

Mirobus Solar-Car Suryawangsa 2 type Arjuna 4.0 sebagai transportasi alternatif mempunyai keunggulan, Pertama, pemanfaatan energi terbarukan yaitu menyerap enegri sinar matahari dari lingkungan sekitar saat driving oleh photovoltaic sehingga tidak lagi tergantung pada bahan minyak. Kedua‎, teknologi ramah lingkungan dan tidak menghasilkan emisi gas buang.

‎Kedua, kemampuan menyediakan listrik pada setiap putaran mesin. Sedangkan kendaraan berbahan bakar minyak hanya sekitar 20 persen dari energi kimia dalam bensi yang akan dikonvensi menjadi energi mekanik pada pembakaran internal. Mobil ini juga mengunakan sistem teknologi pendingin motor pengerak. Kemudian dilengkapi dengan kamera belakang yang aktif saat kendaraan mundur.

‎Selain itu, mobil ini juga dilengkapi dengan panel surya, panel motor dan panel batery, sehingga memudahkan untuk melakukan quality control. Disamping itu juga disempurnakan dengan teknologi metic, alat ukur cahaya dan berbasis tenaga rendah. “Ini sangat praktis dan efisien, bahkan untuk kepentingan riset mobil tenaga surya,” jelasnya.

Sementara untuk Giwangkara hampir tidak ada bedanya dengan Suryawangsa dua. Hanya saja perbedaannya ada di interior, model dan kecepatan. Pasalnya, mobil Giwangkara desainya seperti motor dengan memiliki 175 penggerak. ‎Sedangkan kekurangan mobil ini hanya ada di batery, jika energi yang tersimpan di batery habis maka, mobil tidak bisa jalan.

Jarak yang bisa ditempuh dalam mobil ini sekitar 70 Km dengan kecepatan maksimal 60 Km per jam. Rencananya kedua mobil ini akan menempuh perjalanan dari Jakarta ke Malang. (Abn)

 

Related posts