Miliki Jiwa Entrepreneur, Dhaniswara K. Harjono: Mahasiswa UKI Pantang Menyerah

Obsessionnews.com - Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI) Dr. Dhaniswara K. Harjono, S.H., M.H., MBA menyampaikan, memiliki jiwa entrepreneur bagi mahasiswa merupakan kebutuhan vital, apapun program studinya. Bukan dalam konteks entrepreneur sebagai seorang pengusaha saja, melainkan jiwa entrepreneur. Artinya para mahasiswa harus selalu berpikir kreatif, inovatif, profesional, bertanggungjawab, dan berintegritas. ”Itu penting karena basic dari entrepreneur adalah seperti itu. Dan entrepreneur ini pantang menyerah, nggak ada kata gagal. Pasti mereka akan terus mencari jalan,” ujar Dhaniswara dikutip dari Majalah Men’s Obsession, Kamis (8/6/2023). Sosok yang selalu bersemangat ini pun merasa beruntung karena pemerintah berperan membuka keran entrepreneurship melalui kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Melalui program ini, misalnya, terbuka kesempatan bagi entrepreneur dan profesional untuk mengajar, kendatipun para pengajar bukan berasal dari program studi yang sama dengan obyek pengajarannya. Dhaniswara berdalih, jiwa entrepreneur akan menjadi bekal para mahasiswa di kemudian hari sehingga mereka tidak hanya menunggu kapan diterima bekerja, tapi mereka akan berkreativitas sambil menunggu kesempatan bekerja dengan melakukan kegiatan yang kreatif. Di sisi lain, saat ini Indonesia mendapatkan bonus demografi, di mana usia produktif melebihi usia dari non produktif. Akan menjadi sangat bahaya jika generasi muda yang jumlahnya mayoritas justru menjadi tidak produktif karena tidak punya jiwa entrepreneur dan tidak punya kreativitas. “Saya melihat ini memang seharusnya seluruh Perguruan Tinggi melakukan itu, supaya lulusan perguruan tinggi nggak jadi beban bagi negara tetapi justru menjadi bagian dari solusi negara untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran,” tandasnya. Selama menerapkan kebijakan entrepreneur, Dhaniswara merasa mahasiswa UKI memiliki style dan karakter yang berbeda dengan lulusan perguruan tinggi lainnya. ”Apa itu? Yakni pantang menyerah, ngotot dalam artian positif, dan tumbuh menjadi sosok fighter,” ungkapnya. Pria bersahaja kelahiran 26 Oktober 1960 ini meyakini jika Tuhan menciptakan manusia dengan talenta yang berbeda-beda. Berdasarkan keyakinan inilah ia tak bosan menyemangati para mahasiswanya untuk terus mengeksplorasi kemampuan dan menggali potensinya sehingga menemukan talenta yang sesungguhnya mereka miliki. Untuk mendukung hal itu, Dhaniswara pun menerapkan sistem di mana para mahasiswa bisa bekerja di industri dalam satu semester, misalnya, dan satu semester lainnya mereka bisa mengikuti program mengajar, dan lain-lain. Bahkan juga pertukaran mahasiswa. Hingga saat ini sejumlah mahasiswa UKI ada yang mengikuti pertukaran mahasiswa antar pulau dan pertukaran mahasiswa ke luar negeri juga. Di luar negeri, ada mahasiswa UKI yang mengikuti pertukaran pelajar di Italia, Filipina, Thailand, Taiwan, dan negara lainnya. Baginya, memiliki breakthrough seperti ini penting dilakukan. Karena di era disrupsi seperti saat ini ada tiga hal yang harus dilakukan, yaitu berkolaborasi, inklusif, dan progresif. Melalui ketiga langkah inilah maka Dhaniswara ingin membawa UKI menjadi lembaga pendidikan yang mengakar kuat di tingkat nasional, berwawasan global, dan berkiprah di level internasional. Untuk mewujudkannya, saat ini UKI telah meningkatkan fasilitas di sejumlah bidang. Ada ruang moot court yang sudah berskala nasional bagi laboratorium Fakultas Hukum yang bersertifikat ISO 9001, 2015. Demikian juga ruang laboratorium bagi program studi Hubungan International di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, di mana juga terdapat ruang sidang PBB untuk simulasi yang sudah bersertifikat ISO 9001, 2015. Selain itu, ada juga laboratorium bahasa untuk pendidikan Bahasa Inggris dari Fakultas Sastra Inggris, yang juga sudah bersertifikat ISO 9001, 2015. Dengan kesemua fasilitas yang mumpuni inilah, tak heran jika UKI menjadi perguruan tinggi ke-28 di Indonesia yang meraih Akreditasi UNGGUL dari BAN-PT. (Poy)