Selasa, 26 September 23

Meski Dolar Berjaya, Pertumbuhan Ekonomi RI Diprediksi Tetap Naik

Meski Dolar Berjaya, Pertumbuhan Ekonomi RI Diprediksi Tetap Naik

Jakarta – Bank Indonesia (BI) memprediksi angka pertumbuhan ekonomi pada tahun ini berkisar antara 5,4 persen hingga 5,8 persen dengan titik tengahnya 5,6 persen, dan penyumbang terbesarnya berasal dari konsumsi.

Hal itu dikatakan oleh Deputi Gubernur BI, Perry Warjio gedung DPR RI Jakarta, Kamis (22/1/2015). “Kalau dari sisi faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan itu sama, konsumsi mendukung. Jadi arahnya BI juga confident bahwa tahun ini lebih positif lebih baik dari 2014,” ujar dia,

Menurut dia, ditahun lalu konsumsi pemerintah secara yield hanya tumbuh kurang dari 1 persen dari pengeluaran rutin. Tahun ini bisa tumbuh 5 persen sampai 6 persen pertumbuhannya.

Pada gilirannya, lanjut dia, hal itu akan memberikan multiplayer efek bagi investasi swasta, sehingga investasi swasta terdorong. “Itulah kenapa kami dari BI confident pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi dari 2014” tambah dia.

Ditempat yang sama Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengaku optimis bahwa Indonesia mampu mencapai pertumbuhan ekonomi antara 5,5 persen hingga 5,8 persen pada tahun ini. “Kita perkirakan 5,5 persen hingga 5,8 persen. Kita optimis itu bisa,” kata dia.

Meski demikian ia tidak memungkiri bahwa ditahun ini dolar Amerika Serikat (AS) kemungkinan masih akan menjadi mata uang yang paling kuat bagi mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia.

AS, lanjut dia, diuntungkan dengan pengumuman pertumbuhan ekonomi global Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) yang merubah prediksinya menjadi 3,5 persen.

“Sebelumnya ditetapkan 3,8 persen. Terus IMF merevisi jadi 3,5 persen. Cukup jelas saya katakan bahwa ekonomi global tidak seperti dulu,” kata Bambang.

Dengan keputusan tersebut AS berpotensi menjadi satu – satunya negara yang dapat mengambil keuntungan karena menerima kucuran investasi pada saat bank sentralnya menaikkan suku bunga. “Di sini jelas terlihat, hanya AS yang mengalami kenaikan pertumbuhan 2015,” kata dia.

Sebelumnya, seperti diberitakan IMF, Rabu (21/1/2015), dalam laporan World Economic Outlook, bahwa pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan sebesar 3,5 persen untuk 2015 dan 3,7 persen untuk 2016.

Menurut Kepala Ekonom IMF, Olivier Blanchard, ada beberapa faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan tersebut seperti penurunan harga minyak dan depresiasi nilai tukar mata uang Euro dan Yen. (Kukuh Budiman)

Related posts