Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht telah mengumumkan pengunduran dirinya menyusul serangkaian kesalahan dan kesan yang berkembang, bahwa dia telah berjuang untuk menghadapi tantangan dalam mengawasi militer negara itu sejak invasi Rusia ke Ukraina.
Dilansir The Guardian, Senin (16/1/2023), Lambrecht meminta Kanselir Jerman Olaf Scholz untuk menerima pengunduran dirinya, katanya dalam sebuah pernyataan pada Senin pagi, menyusul spekulasi yang meluas selama beberapa hari terakhir bahwa dia akan mundur.
Penilaian Scholz telah dipertanyakan atas penunjukannya atas Lambrecht sejak awal. Dia berada di bawah tekanan untuk menggantikannya dengan wanita lain, untuk memenuhi janjinya untuk memiliki jumlah pria dan wanita yang sama di kabinetnya.
Pengunduran diri Lambrecht datang pada saat yang genting dengan Jerman diperkirakan akan mengirimkan tank tempur ke Ukraina, dalam keputusan besar bagi negara itu karena mengubah arah kebijakan pertahanannya yang telah berlangsung lama.
Sejak awal pengangkatannya pada Desember 2021, Lambrecht dipandang sebagai kandidat yang lemah untuk pekerjaan itu. Orang dalam mengatakan mantan menteri kehakiman itu awalnya berharap untuk mengamankan peran kementerian dalam negeri.
Ketika Scholz mengumumkan peningkatan besar dalam pengeluaran militer dengan pembentukan dana investasi €100 miliar untuk angkatan bersenjata Jerman pada awal perang di Ukraina, Lambrecht tampaknya berjuang dengan skala tantangan untuk membentuk militer. Sedikit yang terjadi terkait sistem dan peralatan senjata baru yang dijanjikan Scholz akan tersedia.
Kelambatannya yang tampak jelas untuk menyampaikan laporan yang berulang kali tentang sifat tentara yang tidak lengkap.
Bulan lalu, selama latihan, semua 18 kendaraan infanteri Puma yang dikerahkan harus dihentikan karena masalah teknis, meskipun kendaraan tersebut merupakan salah satu peralatan militer paling canggih.
Lambrecht juga diejek di awal invasi atas keputusannya mengirim 5.000 helm ke Ukraina untuk membantu upayanya mencegah agresi Rusia.
Setelah berulang kali mengakui bahwa dia tidak memahami sistem peringkat tentara, Lambrecht mendapat kecaman baru-baru ini setelah alamat tahun baru yang canggung dan buruk secara teknis di Instagram dari atapnya di mana dia hampir tidak dapat didengar di tengah kebisingan kembang api yang meledak di pusat Berlin. Dalam pidatonya, dia mengatakan konflik itu berarti dia telah mengumpulkan “banyak kesan khusus, banyak pertemuan dengan orang-orang hebat yang menarik”.
Dia juga terpaksa membela diri dari nepotisme setelah terungkap dia terbang berlibur bersama putranya menggunakan helikopter pemerintah. Insiden itu terungkap setelah putranya memposting foto dirinya di helikopter di media sosial. Meskipun putranya membayar perjalanan itu, protes publik atas insiden itu sulit bagi Lambrecht dan pelayanannya untuk diremehkan.
Pengganti potensial termasuk Eva Högl, komisaris parlemen untuk angkatan bersenjata dan Siemtje Möller, menteri pertahanan junior.
Scholz dikatakan mendukung Lars Klingbeil, pemimpin Sosial Demokrat – partainya sendiri Scholz – yang berasal dari keluarga militer, meskipun tekanan yang akan dia alami untuk memilih seorang wanita membuat hal ini kecil kemungkinannya.
Scholz berada di bawah tekanan untuk membuat langkah maju yang signifikan dalam bantuan militer Jerman ke Ukraina dengan menyetujui pengiriman tank tempur Leopard 2. Awal bulan ini, Jerman setuju untuk menyediakan 40 pengangkut personel lapis baja Marder dan baterai rudal pertahanan udara Patriot ke Kyiv.
Jerman telah memberikan dukungan substansial kepada Ukraina dalam beberapa bulan terakhir, termasuk howitzer, senjata anti-pesawat self-propelled Gepard dan yang pertama dari empat sistem rudal permukaan-ke-udara IRIS-T. Tetapi para kritikus, beberapa di dalam koalisi pemerintahan Jerman, telah lama mengeluhkan keraguan yang dirasakan Scholz untuk meningkatkan bantuan. Lambrecht dibayangi masalah ini oleh kanselir, yang membuat sebagian besar pengumuman penting. (Red)
