Selasa, 30 Mei 23

Menyedihkan, 30% Produk Pertanian Impor

Menyedihkan, 30% Produk Pertanian Impor

Jakarta – Peredaran produk pertanian impor di Indonesia masih cukup tinggi. Menyedihkan, meski wilayah negara luas, tapi 30% produk pertanian yang beredar di dalam negeri berasal dari impor.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan, data Kementerian Perdagangan menunjukkan, produk pertanian lokal yang beda di pasar dalam negeri baru mencapai 70% di 2013 lalu. Kementerian perdagangan sudah mengeluarkan ketentuan wajib menjual 80% produk lokal untuk toko-toko modern sebagai upaya mendorong produk lokal.

“Kita harap bisa 80% produk Indonesia di 2016. Kita siapkan 2016 untuk memberi waktu ke pusat belanja untuk menyiapkan diri. Kita beri waktu mereka untuk mencari produk yang bisa memasok produk lokal di gerai mereka,” kata Bayu di acara peresmian Promosi dan Pasar Produk Pertanian Segar dan Olahan Nusantara yang memanfaatkan Gedung Eks RS Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (24/7).

Secara nasional, tiap tahun permintaan produk pertanian terus naik 7-17%. Untuk di sejumlah kota, bahkan mencapai 13-17% per tahun pertumbuhannya.

“Daerah seperti Lombok, Jember, Malang, Banyuwangi, dan luar Jawa itu luar biasa besar permintaannya. Seperti sayur, buah, sambal, kacang, dan bahan olahan sangat tinggi permintaannya,” kata Bayu.

Untuk bisa meningkatkan peredaran produk pertanian lokal ini, pemerintah meminta petani untuk menghormati kontrak pasokan dengan sentra-sentra belanja.

Pada kesempatan itu Bayu mengatakan, meski produk pertanian impor di dalam negeri tinggi, namun ekspor produk pertanian Indonesia juga lumayan besar.

“Buktinya untuk produk sambal, kata sambal itu sudah diterima dalam bahasa Inggris dan dari segi permintaan sangat besar. Sekarang tugas kita bagaimana memaksimalkan supaya lebih bisa di terima pasar internasional apakah itu kemasan, label, dan sertifikasi,” kata Bayu.

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.