Kamis, 25 April 24

Menyambut Ramadhan Tanpa Corona

Menyambut Ramadhan Tanpa Corona
* Heny Ekowati MSc PhD Apt. (ist)

Purwokerto, Obsessionnews.com – Sekitar 3 hari lagi, umat Islam akan menjalankan ibadah puasa Ramadhan di tengah pandemik wabah virus Corona (Covid-19). Ahli virus dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Heny Ekowati MSc PhD Apt, memberikan gambaran kepada masyarakat luas, bagaimana mempersiapkan Ramadhan dalam kondisi pandemik ini.

“Harapannya, umat Islam dan masyarakat luas pada umumnya dapat menjalankan ibadahnya dengan baik dengan tetap menjaga kesehatan,” ungkap Tim Promosi Unsoed Ir Alief Einstein MHum saat mendapingi pemaparan Heny Ekowati PhD di Unsoed, Selasa (21/4/21020).

Heny Ekowati mengungkapkan, puasa menyebabkan stabilitas fungsi paru pada penyakit asma dan penyakit paru kronis lainnya (bronchitis, tuberkolosis, dan lain-lain). Pada pelaksanaan puasa, penggunaan obat pada saat puasa tidak bisa dilakukan karena membatalkan puasa.

“Penggunaan obat jenis tablet, semprotan hidung, obat suntik, dan oksigen dapat digunakan sekali sehari, atau paling banyak dua kali sehari. Obat-obat ini diminum atau digunakan sebelum fajar atau setelah matahari terbenam,” tutur Doktoral dari Kanazawa University, Jepang.

Heny Ekowati menegaskan, perlu diantisipasi efek samping penggunaan obat pada pasien pada saat puasa. Ahli Imunologi (=ilmu tentang kekebalan tubuh) ini pun menjelaskan hal yang menjadi perhatian utama saat Ramadhan di tengah terjadinya pandemik Cocivd-19 sekarang adalah imunitas tubuh.

Dalam beberapa penelitian dilaporkan bahwa :
1. Puasa Ramadhan meningkatkan sistem imunitas, perubahannya bersifat sementara dan akan kembali ke statusnya sebelum Ramadhan,

2. Puasa Ramadhan selama trimester kedua (bulan ke 4-6) kehamilan terbukti aman dan tidak menimbulkan efek negatif pada janin,

3. Pada pasien gangguan jantung, puasa Ramadhan memiliki efek menguntungkan karena adanya peningkatan profil (gambaran) lipid yang bermanfaat dan pengurangan aktivitas oksidasi merugikan (stres oksidatif) dalam tubuh,

4. Pada pasien asma, pasien kekurangan (defisiensi) imun dan gangguan autoimun (gangguan dimana sistem imun menyerang tubuh sendiri), puasa aman.dilakukan,

5. Pada pasien gangguan kejiwaan (psikiatris), seperti mereka yang menderita skizofrenia (penyakit gila), puasa dapat meningkatkan sistem imunologi.

Pada saat pelaksanaan Ramadhan, lanjut Heny, perlu diperhatikan asupan makanan pada saat sahur dan saat berbuka. Makan dan minum yang cukup ditambah dengan suplemen makanan yang proporsional serta istirahat yang cukup membantu kita untuk melaksanakan puasa dengan baik.

“Tetap menjaga kebiasaan baik, seperti mencuci tangan dan menggunakan masker saat keluar rumah, akan melindungi kita dari kondisi wabah!” seru dosen di Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan (FIKES) Unsoed.

“Terakhir, untuk Anda yang dalam terapi misalnya hipertensi, asma, diabetes, dan lain-lain segeralah berkonsultasi dengan dokter dan apoteker Anda, untuk mengaturan jadwal minum obat,” tandas Heny sembari berharap sehat selalu dengan puasa Ramadhan. “Bersama kita bisa hadapi Corona.” (Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.