
Jakarta, Obsessionnews.com – Tahun 2045 diperkirakan sebagai momen kebangkitan koperasi dan UMKM Indonesia. Arah kebijakan ekonomi ke depan akan lebih diarahkan bagaimana koperasi bisa disejajarkan dengan badan usaha milik negara (BUMN) maupun badan usaha milik swasta (BUMS).
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Agus Muharram, mengatakan koperasi tidak mestinya hanya dijadikan sebagai pilar ekonomi nasional, namun yang paling penting posisinya harus disejajarkan dengan BUMN dan BUMS.
“Karena pengertian pilar hanya sebagai penyangga. Kalau pilar tersebut pondasinya tidak kuat, maka bangunan koperasi tersebut akan roboh juga,” kata Agus Muharram dalam acara Focus Group Discussion (FGD) Pra-Kongres Koperasi III di Bandung, Senin (6/3/2017).
Dengan era keterbukaan yang semakin meluas, kalau koperasi tidak dibangun sebagaimana yang diamanatkan dalam UUD 1945, maka bangunan ekonomi Indonesia pada tahun 2045 hanya akan didominasi usaha swasta yang berbasis modal dan individualistik.
“Sekarang dunia semakin mengglobal dengan adanya kemajuan teknologi transportasi, telekomunikas dan travel atau yang dikenal dengan Triple T Revolution. Maka segala kemudahan dan peluang itu harus dimanfaatkan,” imbuhnya.
Rektor Institut Koperasi Indonesia (Ikopin) Burhanuddin Abdullah menegaskan pentingnya komitmen semua pihak, baik pemerintah dan masyarakat dalam memajukan koperasi di tanah air. Dengan komitmen itu, menurut dia mustahil koperasi tak akan berkembang.
“Gerakan koperasi memiliki tempat sangat khusus karena dia harus menjadi fasilitator dan penghubung dari semua niat baik dan semangat untuk membangun koperasi,” ucap Burhanuddin.
Kongres Koperasi akan kembali digelar setelah 62 tahun vakum sejak kongres pertama pada 1947 dan 1953. Dengan digelarnya kembali Kongres Koperasi ini, diharapkan dapat membangunkan kembali semangat membangun perkoperasian Indonesia.
Dewan Koperasi Indonesia akan menyelenggarakan Kongres Koperasi Indonesia ke-III di Makassar tahun 2017 ini. Kongres Koperasi merupakan ajang pertemuan besar yang dihadiri para wakil pemangku kepentingan koperasi untuk mendiskusikan dan mengambil keputusan strategis.
“Kita baru mengadakan Kongres Koperasi dua kali, yaitu tahun 1947 dan dan 1953. Jadi baru 62 tahun kemudian kita akan mengadakan kongres kembali,” ungkap Burhanuddin.
Burhanuddin mengharapkan, Indonesia memiliki koperasi yang benar-benar kuat pada 100 tahun kemerdekaan. Tahun 2045 nanti, diharapkan koperasi bisa mendapat predikat sokoguru ekonomi Indonesia dan menjadi pilar bernegara.
“Pertemuan ini momentumnya sangat tepat. Kita lihat berbagai pihak pemangku kepentingan hadir di sini. Kita tahu untuk membangun koperasi 30 tahun ke depan perlu komitmen bersama sehingga temanya reafirmasi komitmen kebangsaan untuk membangun kembali perekonomian yang lebih berkeadilan,” tuturnya. (Has)