
Pandeglang, Obsessionnews – Menteri Koperasi dan UKM, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengaku tidak ‘hepi’ dengan pencapaian angka pertumbuhan ekonomi RI saat ini. Meskipun sudah mencapai 5,2 persen, akan tetapi justru terjadi giri rasio atau kesenjangan pemerataan kesejahteraan sangat tinggi yakni 0,43 persen.
“Itulah situasi yang kita hadapi di Indonesia. Jadi bagaimana caranya pertumbuhan ekonomi meningkat tapi masyarakat Indonesia menikmati pertumbuhan ekonomi itu dengan pemerataan kesejahteraan,” ujar Menkop saat meresmikan pembukaan program bedah desa pesisir di Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, Selasa (7/4/2015).
Puspayoga mengatakan kalau pertumbuhan ekonomi meningkat tapi kalau tidak dinikmati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia dan kesenjangan pendapatan masih tinggi ini maka percapaian itu akan menjadi sia-sia.
“Itu yang tidak kita harapkan di dalam pertumbuhan ekonomi tersebut. Tanpa ada pemerataan kesejahteraan pertumbuhan yang setinggi apapun itu akan mubazir,” tandasnya.
Nah, oleh karena itu menurut Menkop perlu ada langkah antisipasi untuk memangkas giri rasio tadi. Diakuinya Kementerian yang dia pimpinan telah bekersama dengan Kementerian KKP, Kemenko Maritim, dan TNI AL membuat program bedah desa pesisir.
Melalui program ini, dilakukan proses pelatihan wirausaha bagi keluarga nelayan. Diharapkan dengan cara inilah bisa meningkatkan nilai tambah supaya keluarga nelayan tersebut bisa membuat penghasilan sendiri.
“Kalau berlayar belum tentu dapat ikan nah itulah sebabnya bagaimana keluarga nelayan itu harus diberikan pelatihan untuk bisa mendapatkan nilai tambah,” katanya.
Program bedah desa pesisir untuk pertama kali diadakan di Desa Teluk, Kec Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten. Ke depan untuk program yang sama juga akan dikembangkan di 34 provinsi. Pada tahap awal ini Kemenkop melibatkan 1000 keluarga nelayan.
“Bedah desa pesisir ini adalah sebuah keharusan kita ingin memberikan pemerataan kesejahteraan masyarakat,” lanjut Menkop.
Deputi Pengembangan SDM Kemenkop Prakoso BS menambahkan inti dari pelatihan kewirausahaan supaya bisa meningkatkan taraf hidup bagi keluarga nelayan dengan memiliki usaha mandiri.
“Kalau mereka pulang melaut tidak bawa apa-apa, nah kalau keluarga mereka punya usaha mereka tidak perlu khawatir lagi, mereka pulang anak tetap sekolah, keluarga mereka tetap makan,” tutur Prakoso.
Kemenkop akan menyiapkan tenaga pendamping untuk melatih keterampilan keluarga nelayan. Seperti misalnya melatih bagaimana keluarga nelayan tersebut bisa memasarkan hasil produksi, cara mendesign serta cara bagaimana menjadi wirausaha bagi seorang pemula.
“Oleh karena itu keluarga nelayan kita dorong supaya lebih maju,” pungkasnya.
Untuk memperdayakan masyarakat pesisir, mulai tahun ini Kemenkop juga mengucurkan dana dekonsentrasi sebesar Rp100 miliardan dana wirausaha pemula masing-masing Rp25 juta per orang. Prakoso mengaku selama ini perhatian pemerintah terhadap masyarakat pesisir masih kurang.
“Kita konsentrasi sesuai arahan bapak menteri bahwa 2016 kita konsentrasi untuk kita membina keluarga nelayan,” tutup dia. (Has)