Sabtu, 25 Maret 23

Menderita Gangguan Kejiwaan Bukanlah Akhir Segalanya

Menderita Gangguan Kejiwaan Bukanlah Akhir Segalanya
* Dr. Lahargo Kembaren, SpKJ (psikiater), Kepala SMF Psikiatri RS. Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor.

Jakarta, Obsessionnews.com –  Ada sebuah cerita menarik yang dituturkan dokter kejiwaan dari salah satu rumah sakit di Bogor, Jawa Barat, Lahargo Kembaren. Dalam sebuah pertemuan (kopi darat) Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) simpul Bogor beberapa waktu lalu, ia mengungkapkan banyak dari antara peserta pertemuan yang menceritakan bagaimana mereka bisa bangkit dan pulih dari gangguan jiwa yang mereka derita.

Acara yang digelar secara rutin di RS Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor ini merupakan suatu bentuk acara kelompok swabantu masyarakat untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam hal kesehatan jiwa.

Psikiater sekaligus Kepala SMF Psikiatri RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor tersebut menuturkan, gangguan kejiwaan adalah gangguan yang ditandai dengan adanya perubahan pada sikap, pikiran, perilaku dan emosi yang membuat orang yang mengalaminya menjadi terganggu dalam pekerjaan atau aktivitas dan relasi sosial dengan orang lain.

Gangguan kejiwaan banyak bentuknya, mulai dari yang sangat ringan seperti sulit tidur, sakit kepala, sakit perut  yang disebabkan karena adanya masalah kehidupan yang sulit, sampai pada gangguan kejiwaan yang berat yang disebut skizofrenia, depresi,  bipolar, dan lain-lain yang biasanya ditandai dengan adanya gangguan dalam penilaian realitas dan perubahan mood yang mendadak (mood swing).

Setiap gangguan atau masalah kejiwaan perlu ditanggapi dengan serius dengan melakukan beberapa langkah di bawah ini :

  • Identifikasi stresor (pencetus) yang dialami, kadang kita tidak menyadari apa yang menyebabkan terjadinya perubahan sikap, perasaan, perilaku dan emosi yang kita rasakan, dengan mengetahui/mengidentifikasinya maka akan lebih mudah selanjutnya kita mencari jalan keluar
  • Lakukan intervensi atau penanganan terhadap stresor tersebut, dengan cara mencoba menyelesaikannya, meminta orang lain untuk membantu menyelesaikannya, mengalihkan perhatian kepada hal yang lain dan tidak terlalu fokus pada masalah tersebut.
  • Mencoba lebih santai dan rileks. Stres akan menimbulkan ketegangan pada otot di beberapa bagian tubuh dan ini yang sering menyebabkan munculnya keluhan seperti sakit kepala, sakit perut, berdebar-debar, nafas cepat dan pendek, kesemutan, dll. Relaksasi akan membantu membuat otot-otot tubuh menjadi lebih santai dan rileks sehingga keluhan-keluhan tadi bisa berkurang dan hilang.
  • Melakukan aktivitas yang menyenangkan. Memiliki hobi tertentu merupakan cara menghindari stres, olah raga, memasak, berkebun, dll membuat tubuh kita mengeluarkan endorfin yaitu zat baik bagi tubuh saat kita melakukan aktivitas yang menyenangkan
  • Berkonsultasi pada profesional di bidang kesehatan jiwa seperti psikiater, dokter umum terlatih, perawat jiwa, psikolog, pekerja sosial yang akan memberikan terapi yang dibutuhkan apabila gangguan/masalah kejiwaan yang dihadapi sulit untuk diselesaikan.

Pada acara KPSI  tersebut banyak mereka yang mengalami gangguan kejiwaan seperti psikotik, skizofrenia dan bipolar sebelumnya tidak bisa berfungsi dalam pekerjaan dan aktivitas sosial. Tetapi dengan berkonsultasi rutin, minum obat teratur, dukungan keluarga dan masyarakat, sebagian besar bisa pulih, sehat, bebas dari gejala dan yang terpenting mulai produktif kembali di keluarga dan masyarakat.

Kekambuhan menjadi suatu hal yang terpenting dipahami pada mereka yang mengalami gangguan kejiwaan. Ada hal-hal tertentu yang perlu dipahami antara lain yaitu konsultasi yang rutin perlu dilakukan untuk melihat perkembangan dari gejala yang dialami meskipun keadaan sudah lebih baik.

“Lakukan pola hidup yang sehat, seperti makan makanan yang bergizi, menghindari makanan yang mengandung banyak bumbu penyedap, pengawet dan pewarna, pola tidur yang cukup dan teratur, olah raga yang rutin, cara berpikir yang positif dan rasional. Tidak terlalu tertutup bila ada masalah, dan ibadah yang teratur,” katanya.

Apabila hal itu dilakukan dengan baik, maka kekambuhan bukanlah suatu hal yang perlu ditakuti. Bogor memiliki tenaga-tenaga kesehatan yang cukup terlatih dalam mendeteksi dan melakukan penanganan terhadap masalah kesehatan jiwa mulai dari kader sampai pada profesional seperti psikiater. Stigma dan diskriminasi terhadap Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) juga harus dihilangkan karena mereka juga memiliki hak dan kesempatan untuk hidup yang layak setelah sehat dan pulih dari gangguan yang diderita.

“Jadi, menderita gangguan kejiwaan bukanlah akhir dari segalanya. Ketekunan dan kedisiplinan dalam menjalankan terapi, dukungan keluarga dan masyarakat dan semangat untuk mulai beraktivitas akan membuat masa depan bagi para ODMK bisa tetap cerah. Salam Sehat Jiwa,” tutup Lahargo. (Aprilia Rahapit)

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.