Jumat, 26 April 24

Menag: Teruslah Bangga Menjadi Litbang

Menag: Teruslah Bangga Menjadi Litbang
* Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin memberikan arahan pada pembinaan pegawai Balai Litbang dan Balai Diklat Keagamaan Semarang, Jawa Tengah, Selasa (31/1/2017). (foto:sandi).

Press Release

Semarang – Penelitian dan Pengembangan (Litbang) dan Pendidikan dan Latihan (Diklat), keduanya sebenarnya dua jantung kementerian/lembaga di manapun berada. Diklat merupakan suatu cara bagaimana menjaga dan memelihara kapasitas dan kompetensi SDM-SDM kita, dan litbang yang memiliki fungsi sebagai think tank.

“Di masa lalu, ada anggapan miring, kalau litbang itu sulit berkembang. Saya tegaskan di sini, bahwa itu tidak benar sama sekali, karena litbang adalah think tank elitenya Kementerian Agama dan layak dibanggakan. Jadi litbang itu bukan sulit berkembang, tapi adalah elite yang membanggakan. Karena sejauh ini, saya kerap menggunakan hasil-hasil penelitian litbang dalam proses perumusan dan pengambilan kebijakan,” kata Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin saat memberikan arahan pada pembinaan pegawai Balai Litbang dan Balai Diklat Keagamaan Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Selasa (31/1/2017).

Menag mengatakan, dirinya sesekali memanggil sejumlah peneliti ke ruangan kerjanya dalam hal perlu mendengar dan berdiskusi tentang temuan-temuan dan analisis suatu kasus. Menag mengetahui dan belakangan semakin mengerti betapa proses penelitian itu cukup panjang bahkan berisiko, meski juga tentu mengasyikkan.

“Saya baca beberapa pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian lapangan, dalam buku Cerita Peneliti, pemahaman akan kondisi lapangan, keuletan, kejelian mencari data, penguasaan metode dan penggunaan pisau analisis menjadi penentu hasil yang dituliskan dalam laporan. Dan pada waktunya laporan itu menjadi bahan pengambilan kebijakan oleh menteri atau pengambilan keputusan di kalangan masing-masing,” ujar Menag.

“Saya merasa berhutang budi dengan balai litbang agama Jakarta khususnya, karena yang pertama kali memberikan dasar-dasar ilmu penelitian di awal 1984, saya mengikuti semacam diklat tenaga peneliti sejumlah pesantren dan saya termasuk pesertanya. Dan di situlah pertama kali dikenalkan apa itu metodologis dan segala hal ihwal tentang penelitian. Seingat saya salah satu mentornya adalah Bambang Pranowo,” Menag mengisahkan.

Karenanya, ujar Menag, ia sangat mengharapkan kerja sama semua untuk terus memperkuat kualitas peneliti dan penelitian, meningkatkan kepekaan akan isu-isu strategis dan prioritas yang perlu direspons Kemenag, memperbaiki dan mengevaluasi kebijakan dan praktek keagamaan umat yang selama ini berjalan, mempermudah akses masyarakat akan sebagian hasil dan memanfaatkannya serta tentu saja sebesar mungkin menyuplai stakeholders para pemangku kepentingan Kemenag.

“Jangan lupa saudara adalah peneliti ASN Kemenag memiliki garis tugas fungsi yang jelas dan terukur, antara lain harus mengontribusikan semaksimal mungkin potensi untuk Kemenag khususnya dan pemerintah pada umumnya,” kata Menag.

“Teruslah bangga menjadi litbang. Llitbang sekarang adalah elite yang membanggakan,” pesan Menag.

Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi Sairoji, Sesditjen Pendis Ishom Yusqi, Karo Hukum dan KLN Ahmad Gunaryo dan Kakanwil Kemenag Jateng Farhani. (dm/dm)

 

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.