
Tulungagung, Obsessionnews– Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin minta agar guru dan dosen harus menguasai media digital, agar pembelajaran bisa lebih komunikatif, atraktif, dan inovatif. Misalnya lewat mesin pencari Google.
“Guru dan dosen bukanlah satu-satunya sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang otoritatif, oleh karenanya, guru dan dosen harus bertransformasi dan cepat menguasai media digital,” terang Lukman dalam sambutannya saat membuka penyelenggaraan Invitasi Pekan Pengembangan Minat dan Bakat Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri se Jawa dan Madura Tahun 2016 di Kampus IAIN Tulungagung Jawa Timur, seperti dilansir laman Kemenag.go.id, Selasa (3/5).
baca juga:
XL Luncurkan Kompetisi Untuk Mahasiswa
FOTO Siswa Ikut Festival Mural
Mendikbud: Anak Didik Harus Berkarakter
Reformasi Pendidikan Tinggi Hadapi Global
Menag: Bangun Peradaban Lewat Pendidikan!
Komunikasi disemua bidang melahirkan the net-generation, sebuah generasi yang muncul pada permulaan abad 20 dan hidup di era digital.
“Anak-anak muda ini pada umumnya tidak terlepas dari teknologi gadget, internet dan memiliki kekhasan dalam pola konsumsi, pola interaksi, cara pandang yang kuat, ekspresi yang bebas, dan berorientasi global dalam pencairan informasi, komunikasi, dan kegiatan dalam pencairan, komunikasi, dan kegiatan, juga smart dan terbuka secara intelektual,” ujar Menag.
Sehubungan dengan kehadiran the net-generation di perguruang tinggi yang diwakili oleh sosok mahasiwa, mengutip Dont Tapscott (1988) dalam bukunya Growing up Digital, Menag seperti dalam buku tersebut memprediksi terjadinya pergeseran pola pembelajaran yan cukup krusial di lembaga-lembaga pendidikan termasuk pendidikan tinggi.
“Perubahan pola pembelajaran pun terjadi, dari model pembelajaran menyerap materi berubah menjadi belajar mencari sendiri dan belajar mandiri,” kata Menag.
Dalam paparannya, Menag ingin mengaitkan perubahan dan pergeseran belajar tersebut dengan pola pembinaan mahasiswa seperti apa yang lebih relevan dikembangkan di perguruan tinggi Islam. Saat ini jumlah mahasiswa di PTKIN setiap tahunnya mengalamai penambahan signifikan. Melansir data Span PTKIN, Menag mengatakan bahwa perguruan tinggi keagamaan Islam Negeri telah dilamar oleh 129.331 calon mahasiswa secara online, jumlah ini melampui dari target 120.000.
“Jumlah mahasiswa yang besar ini memerlukan pembinaan dan pemberdayaan yang tepat, selain kuliah dan belajar di kelas secara formal,” ucap Menag.
Ditambahkan Menag, sejauh ini pembinaan yang sudah dilakukan sudah baik, hanya saja harus ada perhatian lebih teradap munculnya keragaman minat, bakat, potensi, dan talenta mahasiswa terutama kehadiran the net-generation. Dalam pandangan Menag, kebutuhan mereka akan eksistensi diri, pengembangan diri, mobilitas vertikal, ketercukupan informasi, kompetisi sehat, dan interaksi sosial yang kondusif di kampus perlu mendapat penyaluran yang tepat.
“Salah satu saluran itu adalah melalui pembinaan berbagai cabang olahraga, seni, budaya, riset, talent scout, penyediaan beasiswa, pembinaan hard dan soft skill serta pengabdian masyarakat,” tutur Menag.
Ajang IPPBMM VI diikuti oleh 240 peserta yang berasal dari 15 PTKIN se Jawa Madura dengan sejumlah cabang olahraga yang dilombakan dan riset yang menjadi ajang pra penyelenggaraan Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni dan Riset (PIONIR) yang diikuti oleh seluruh perguruan tinggi keagamaan se Indonesia.
Usai membuka IPPNMM, Menag meletakkan batu pertama pembangunan gedung perkuliahan Fak, Syariah dengan pendanaan bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dapat juga disebut Sukuk Negara, peresmian gedung perkuliahan untuk Fak Ekonomi Bisnis Islam KH. Saifuddin Zuhri, dilanjutkan dengan mengunjungi kediaman penerima program bidik misi IAIN Tulungagung atas nama Murti Tri Wahyuni di Desa Ngubalan Kec. Kalidawir Tulungagung. @reza_indrayana