Sabtu, 27 Juli 24

Memanas! Perancis Tutup Pelabuhan untuk Inggris

Memanas! Perancis Tutup Pelabuhan untuk Inggris

AFP melaporkan, para pelayan Perancis yang marah pada hari Jumat (26/11/2021), menutup tiga pelabuhan utama negara itu di laut Manche menuju Inggris.

Pejabat perikanan Perancis mengatakan, langkah tersebut sebagai reaksi terhadap keputusan Inggris yang tidak memberikan izin penangkapan ikan setelah dijalannya kesepakatan Brexit.

Komite Perikanan Nasional Perancis mengumumkan rencana untuk menutup beberapa pelabuhan pada hari Jumat 26 November. Dengan demikian, nelayan Prancis akan memblokir masuknya kapal ke pelabuhan Saint-Malo, Osterholm dan Calais.

Gerard Romiti, ketua Komite Perikanan Nasional Perancis, mengatakan, “Di darat, mereka juga memblokir akses truk barang ke terminal kargo laut Manche selama beberapa jam,”.

“Sesuai dengan dokumen perjanjian Brexit yang ditandatangani pada akhir 2020, nelayan Eropa dapat terus bekerja di perairan teritorial Inggris jika mereka membuktikan sebelumnya menangkap ikan di sana. Paris menginginkan lebih dari 150 izin untuk nelayan dari London,”

Sebelumnya, para nelayan Perancis memblokir pelabuhan Calais, dan menghentikan lalu lintas kapal di pelabuhan penumpang tersibuk di Perancis dan salah satu titik masuk utama barang-barang Inggris ke Eropa. Sekitar dua juta truk, puluhan ribu kendaraan dan puluhan juta penumpang melewati pelabuhan tersebut setiap tahun.

Adu Mulut
Ketegangan antara Perancis dan Inggris terus bereskalasi. Terbaru, kedua negara panas setelah insiden terbaliknya kapal imigran di Selat Inggris yang menewaskan 27 orang.

Mengutip CNN Internasional, para menteri dari kedua sisi Selat saling menyalahkan satu sama lain, Kamis (25/11/2021). Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson harus berhenti mempolitisasi krisis migran ini untuk kepentingannya semata.

“Dalam panggilan telepon pada Rabu malam, Macron melangkah lebih jauh dan mendesak Johnson untuk berhenti mempolitisasi krisis migran demi keuntungan politik domestik,” tulis pembacaan percakapan mereka di Perancis, dikutip Jumat (26/11/2021).

Di sisi lain, Johnson mengatakan pihaknya telah menyiapkan lima langkah untuk diajukan kepada Paris. Ini untuk membendung arus migran yang datang dari Eropa ke Inggris.

“Kesepakatan dengan Perancis untuk mengambil kembali migran yang melintasi Selat melalui rute berbahaya ini akan memiliki dampak langsung dan signifikan,” kata Johnson dalam akun Twitternya.

“Jika mereka yang mencapai negara ini dengan cepat dikembalikan, insentif bagi orang-orang untuk menyerahkan nyawa mereka ke tangan para penyeludup manusia akan berkurang secara signifikan,” tambah Johnson.

“Ini akan menjadi satu-satunya langkah terbesar yang bisa kita ambil bersama untuk mengurangi arus migran ke Perancis Utara dan mematahkan model bisnis kriminal (penyeludup migran).”

Sejauh ini, kantor kejaksaan Perancis menyebut bahwa kapal yang terbalik itu ditumpangi oleh 17 pria, tujuh wanita, dan tiga remaja. Pihaknya juga menuturkan telah menemukan mayat seorang wanita hamil. “Mayoritas korban adalah warga Irak,” kata Direktur Pelabuhan Calais Perancis Jean-Marc Puissesseau.

Hal ini juga dikonfirmasi oleh Perdana Menteri Pemerintah Daerah Kurdi di Irak. Pihak berwenang daerah mengaku sedang bekerja untuk menetapkan identitas para korban-korban itu.

Sementara itu, ketegangan antara London dan Paris sebelumnya sudah pernah meruncing tahun ini. Ini diakibatkan sengketa permasalahan hak penangkapan ikan antara kedua negara.

Bahkan, Perancis sempat mengancam akan memotong suplai energinya ke Negeri Ratu Elizabeth. Inggris sendiri mendapatkan gas untuk listrik dari impor. (ParsToday/CNBC/Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.