Jakarta, Obsessionnews.com – Aksi sejumlah ormas Islam dalam mengawal sidang kasus penistaan agama yang diduga dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Gedung Kementerian Pertanian selalu menampilkan kreasi yang unik, penuh simpatik, karena berlangsung damai.
Seperti aksi damai yang dilakukan oleh Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi). Dalam sidang keenam, Selasa (17/1/2017)Parmusi menghadirkan 13 pelukis atau seniman untuk menyajikan karya-karya lukisan bertemakan “Melukis Negeri Tanpa Penistaan Agama”
Ahmad R Tanjung dalam aksi seninya melukis dua catur berwarna putih dan hitam. Dua catur dari lambang raja itu memberi pesan bahwa ada kekuatan asing yang saat ini tengah mengancam NKRI. Ancaman itu datang dari golongan yahudi komunis.
“Melukis tentang masalah kekuatan asing yang mulai menggerogoti NKRI, kekuatan asing itu tidak hanya salibis, syiah, komunis, tapi juga dari yahudi,” ujar Tanjung.
Di tengah gambar dua catur itu terdapat satu mangkok berisi nasi. Tanjung menjelaskan mangkok ini simbol rakyat Indonesia adalah orang yang mudah disuap hanya demi sesuap nasi. Padahal, kata dia, tidak semua masyarakat Indonesia seperti itu. Banyak yang masih memiliki integritas yang tinggi.
Pelukis lain, Arif Konte, menyajikan sebuah lukisan kuda dan burung merpati. Ia mengatakan kepada Obsessionnews.com, kuda adalah simbol kegagahan, dan merpati adalah simbol kedamaian. “Saya ingin dari lukisan ini Indonesia semakin damai, berdiri menjadi negara yang kuat,” tutur Arif.
Di samping Arif ada juga yang melukis tentang sosok orang gila. Lukisan ini ingin menggambarkan bahwa siapapun orang yang menghina semua agama, maka dia adalah orang gila. “Kenapa gila, karena orang itu sudah kehilangan akal, seperti orang yang mabuk,” tuturnya. (Albar)