Minggu, 2 April 23

Megawati Masih Dendam pada SBY?

Megawati Masih Dendam pada SBY?

Jakarta, Obsessionnews – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri enggan menghadiri acara pembukaan Kongres IV Partai Demokrat di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (12/5/2015) malam ini. Alasan Megawati tak bisa hadir dalam Kongres Demokrat, kata Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, karena agenda kepartaian yang padat setelah Kongres IV PDI-P di Bali. (Baca: Megawati Diundang Kongres Demokrat)

Apapun alasan yang dikemukakan Mega tak menghadiri Kongres Demokrat, publik dapat menafsirkan Mega masih menaruh dendam pada Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Mega memang sudah lama tak menyukai SBY. (Baca: Kongres ke-4 PD, SBY Dipastikan Terpilih Aklamasi)

Perseteruan antara Mega dan SBY diawali pada tahun 2003. Saat itu Mega menjadi Presiden kelima Indonesia, sedangkan SBY menduduki jabatan Menko Polhukam. Sepanjang 2003 hingga Mei 2004 hasil survei sejumlah lembaga survei menyebutkan elektabilitas SBY untuk menjadi presiden pada Pilpres 2004 sangat tinggi, mengalahkan Megawati. Pada Pilpres 2004 duet SBY-Jusuf Kalla (JK) bersaing dengan Megawati-Hasyim Muzadi, Wiranto-Salahuddin Wahid, Amien Rais-Siswono Yudhohusodo, dan Hamzah Haz-Agum Gumelar.

Pilpres yang pertama kali langsung dipilih oleh rakyat tersebut berlangsung dua putaran karena pada putaran pertama tidak ada pasangan capres-cawapres yang memperoleh suara 50% lebih. Dalam putaran pertama SBY-JK yang didukung Partai Demokrat dan Partai Bulan Bintang (PBB) menduduki peringkat pertama, sedangkan Megawati-Hasyim Muzadi yang diusung PDIP meraih tempat kedua. Dua pasangan capres-cawapres itu yang berhak maju dalam putaran kedua. Dan di putaran kedua SBY-JK menaklukkan pasangan Megawati-Hasyim Muzadi.

Kekalahan itu membuat Megawati sakit hati kepada SBY. Megawati tak menunjukkan sikap seorang negarawan, di mana dia tak menghadiri pelantikan SBY-JK sebagai Presiden dan Wapres di Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (SU MPR) di Gedung MPR/DPR tanggal 20 Oktober 2004.

PDI-P mengambil sikap sebagai oposisi. PDI-P bersikap kritis terhadap Kabinet Indonesia Bersatu (KIB). Bahkan mencoba menjegal sejumlah program pemerintah di parlemen. SBY selalu sabar menghadapi manuver PDI-P tersebut.

Pada Pilpres 2009 SBY maju lagi sebagai capres, kali ini berduet dengan Boediono, mantan Menteri Keuangan di era Megawati. Megawati juga maju sebagai capres, dan kali ini berpasangan dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindra) Prabowo Subianto. Sementara itu JK maju sebagai capres, berpasangan dengan Wiranto. Pilpres 2009 hanya berlangsung satu putaran, dan SBY-Boediono keluar sebagai pemenangnya.

Kekalahan dua kali berturut-turut itu membuat Megawati semakin sakit hati dan dendam pada SBY. Megawati kembali menginstruksikan PDI-P menjadi partai oposisi. Ini berarti selama sepuluh tahun (2004-2014) PDI-P konsisten menjadi partai oposisi.

Selama sepuluh tahun berkuasa SBY dituntut banyak bersabar menghadapi lawan-lawan politiknya, terutama Megawati. Berbagai cara telah dilakukan SBY untuk melunakkan hati Megawati. Salah satu contohnya, SBY menginstruksikan Partai Demokrat mendukung Taufik Kiemas, suami Megawati, menjadi Ketua MPR pada Sidang Umum MPR 2009. Meski Taufik berhasil menduduki kursi Ketua MPR, sang isteri tetap dendam pada SBY.

Upaya paling fenomenal yang dilakukan SBY untuk melunakkan hati Megawati adalah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden pertama Indonesia Soekarno, ayahnda Megawati. Megawati menghadiri penganugerahan gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara, Rabu (7/11/2012) pagi. Megawati bersalaman dengan SBY. Para pengamat memprediksi pertemuan tersebut bakal mengakhiri perseteruan dua tokoh nasional itu.

Namun, ternyata prediksi itu meleset. Mega tampaknya masih menaruh dendam terhadap mantan anak buahnya itu hingga kini. (Arif RH)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.