Jakarta, Obsessionnews – Setelah harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dilepas mengikuti mekanisme pasar, sudah memicu ketidakpastian. Belum lagi kalau bank sentral Amerika Serikat The Fed menaikkan suku bunganya. Akan kemana ekonomi kita ?
Situasi sebelumnya, masih serba pasti karena harga BBM yang sering jadi acuan dalam penentuan harga jual barang konsumsi berada dalam kondisi stabli. Tapi kini, harus dipelajari dulu pola perubahannya yang belum bisa diprediksi.
“Sekarang uang banyak di bank karena masyarakat prepare menyimpan dulu. Semua juga dalan posisi wait and see,” jelas Destry Damayanti usai penutupan hajatan 2015 Institute of International Finance Asia Summit di Jakarta, pada Kamis (7/5).
Destry bilang, sektor konsumsi selalu jadi yang sensitif terhadap pergerakan ekonomi. Sehingga, ditakutkan ada penggelembungan jika pertumbuhan ekonomi naik terlalu tinggi. Sementara jika ada perlambatan turunnya rendah sekali.
“Dalam kondisi sekarang, mereka akhirnya hati-hati dan tidak mau belanja dulu. Dan konsumsi turun,” kata Destry. (MBJ)
