Jumat, 26 April 24

Masyarakat Ditipu, Harusnya Harga BBM Cuma Rp5.748

Masyarakat Ditipu, Harusnya Harga BBM Cuma Rp5.748
* FX Arief Poyuono SE

Jakarta, Obsessionnews – Kini, harga harga bahan pokok seperti beras, gula, minyak sayur dan ongkos transportasi yang meningkat tinggi, kurs rupiah yang semakin jeblok  dan lesunya dunia usaha sektor riil serta tingginya pengangguran terbuka dan banyak PHK.

“Nampanya Jokowi dan Tim Ekonominya  sudah  lima bulan bekerja terlihat semakin jauh dari kemampuannya untuk meyelesaikan persoalan persoalan ekonomi dan tanda-tanda perbaikan terhadap  kesejahteraan masyarakat,” ungkap Ketua DPP Partai Gerindra FX Arief Poyuono SE dalam siaran persnya yang diterima Obsessionnews, Minggu (29/3/2015) pagi.

“Begitu juga dengan 6 paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan Jokowi juga tidak optimal malah  dicampakkan oleh Pertamina, Freeport dan  perusahaan-perusahaan Pertambangan milik asing lainnya yang telah diberi Izin untuk melakukan Eksport Konsetrat oleh Jokowi dengan melanggar UU dan menipu rakyat Indonesia,” beber Poyuono.

Ia pun menilai, kebijakan ekonomi Jokowi yang ditolak mentah-mentah yaitu keharusan perusahaan perusahaan yang melakukan ekpor diwajibkan melakukan penerimaan LC Eksport di bank yang ada di dalam negeri ditolak oleh perusahaan asing yang Eksport oriented.

Sementara, lanjutnya, dengan APBN yang defisit yang berakibat pada defisit ruang fiskal, Jokowi cuma bisa mencari untung melalui penjualan BBM premium kepada masyarakat yang sudah tidak disubsidi lagi.

“Ini dia bukti, perhitungan Economic Oil Refinery untuk membuktikan kalau Jokowi ‘dodolin’ (menipu) masyarakat dengan  harga BBM yang dinaikkan menjadi Rp7,400 per liter dan Pertamia mengaku rugi 35 juta dollar pada bulan Januari 2015. “Tentu saja ada ketidakberesan terkait harga BBM yang dinaikkan dan kerugian Pertamina,” ungkap Poyuono.

Sebab, menurutnya, pada bulan Januari harga minyak dunia rata rata MOPS dan WTI di bawah 50 US Dollar/barrel dengan kurs rupiah 12500 per US dollar. Sehingga Harga BBM Premium didapat dengan harga minyak mentah 50 US Dollar/barrel ditambah 10 persen dari harga minyak dunia sebagai  cost refinery ditambah 5 % biaya distribusi, fee agen dan penyimpanan dan Pajak Bahan Bakar dan Pajak Pertambahan Nilai 10 % maka harga BBM premium yang harus dijual menjadi 65 US dollar atau 845000 rupiah perbarel atau Rp5.748 /liter.

“Dengan harga BBM 7500 perliter Pertamina yang ngaku rugi Tidak cukup beralasan dan Jokowi ‘dodolin’ alias bohongi masyarakat,” papar Poyuono. “Dengan Harga BBM premium yang dipatok Rp7.400/liter yang artinya mafia mafia migas bukan berkurang, tapi makin bertambah dengan mafia-mafia Migas baru yang lahir dari lingkaran Jokowi.”

Dengan Kenaikan Harga BBM, tegas Poyuono, maka 6 paket kebijakan Ekonomi untuk menstabilkan nilai tukar rupiah dan penurunan harga-harga kebutuhan barang pokok tidak akan berhasil. “Justru akan meningkatkan inflasi dan penurunan daya saing produk ekpor yang dihasilkan Industri nasional,” lanjutnya. (Asma)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.