Ketua DPR RI Marzuki Alie.
Imar
Jakarta-Ketua DPR RI Marzuki Alie menilai pemerintah bisa saja menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Namun pemerintah masih memperhitungkan dampaknya terhadap inflasi, dan dampak sosial terhadap masyarakat miskin.
Keputusan belum disesuaikannya harga bahan bakar minyak bersubsidi, menurut Marzuki bukan bagian dari pencitraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Presiden tentu tidak baik untuk pencitraan bagi presiden, tetapi presiden tidak mau menjadi bom waktu untuk presiden yang akan datang, makanya bagi pak SBY bukan nama baik tetapi bagaimana ini bisa diselamatkan dan program pro rakyat dapat dibantukan, nah untuk masyarakat yang kena dampak naik BBM,”kata Marzuki di gedung DPR, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (14/5/2013).
Marzuki memastikan pemerintah telah menyiapkan program untuk menanggulangi dampak dari kenaikan harga BBM ini.“Pemerintah akan meningkatkan anggaran pro rakyat seperti raskin akan diperbesar, program keluarga harapan diberpesar, penerimaan beasiswa diperbesar, nah dari semua ini, masyarakat kecil akan terkejut karena membutuhkan uang tunai, nah pemerintah berencana memberikan bantuan tunai sementara, kalau dlu satu tahun ini mgkn 4 bulan saja, nah rapat konsultasi itu nantinya akan disampaikan kepada dan insya Allah akan terselesaikan dalam waktu 4 minggu,”tuturnya.
Disisi lain, Marzuki mempersilakan pemerintah untuk merubah asumsi APBN 2013. Pasalnya, asumsi makro ekonomi dalam APBN 2013 sudah meleset dari yang diperkirakan seperti situasi ICP harga minyak di atas US$ 111 dolar atau di atas rata-rata 11 persen, dan kurs dolar sudah 9300 hingga 9700 dan jauh dari asumsi APBN 2013.
“Karena sudah menyimpang jauh dari asumsi yang jauh, pemerintah boleh mengusulkan RAPBN perubahan, sesuai ketentuan RAPBN perubahan itu harus dilakukan DPR dengan waktu satu bulan, nah pemerintah mengatakan akan merubahnya hari ini, dan DPR menyelesaikan 3 minggu. Jadi awal Juni sudah disahkan,”terangnya. (rud)