Jakarta, Obsessionnews – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah dianggap tidak tahu aturan keamanan di Polri sehingga dirinya terlibat adu mulut terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada saat penyidik melakukan penggeledahan di ruang anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Yudi Widiana.
Mantan pimpinan sementara KPK Indriyanto Seno Adji mengatakan, pengamanan dengan persenjataan lengkap memang harus melekat pada setiap diri anggota polisi. Sehingga tidak salah penyidik menggandeng Brimob pada saat penggeledahan.
“Polri yang membantu pelaksanaan penegakan hukum secara melekat tetap dalam basis koridor hukum dan etika disiplin, yaitu sama sekali tidak boleh meninggalkan peralatan yang dimilikinya, termasuk senjata,” ujar Indriyanto melalui pesan singkat, Minggu (16/1/2016).
Selain itu, Indriyanto mengatakan, KPK diberikan kewenangan oleh UU KUHP dan KPK untuk melakukan penggeledahan dan penyitaan. Sehingga KPK bisa melakukan tindakan paksa bila ada pihak yang melawan.
Untuk itu demi menjaga keamanan penyelidikan, tim KPK perlu didampingi anggota kepolisian. Pasalnya, pernah terjadi kasus yang menimpa KPK lantaran ada yang tidak senang pada saat penyidik melakukan penggeledahan.
“Pernah ada perlawanan dari bupati sebagai tersangka dengan menabrakkan kendaraan KPK,” kata Indriyanto.
Penggeledahan tersebut dilakukan pada Jumat (14/1/2016) siang, untuk mengembangkan kasus penangkapan anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PDI-P Damayanti Wisnu Putranti, karena menerima suap dalam sebuah proyek di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Sebelum menggeledahan ruang Yudi di lantai 3 gedung Nusantara I, KPK lebih dulu melakukan penggeledahan di ruang Damayanti, kemudian penyidik KPK naik ke lantai 13 menggeldehan ruang anggota Fraksi Golkar Budi Supriyatno. (Albar)
