Selasa, 23 April 24

Manuver Qatar Pasca Isolasi Teluk

Oleh: Tengku Zulkifli Usman (Analis Politik Dunia Islam & Internasioanal)

Negara teluk merasa sangat takabbur karena bisa mengisolasi Qatar, terutama Emirat dan Mesir.

Saya bersikap moderat kepada Arab Saudi, karena sebenarnya Rezim Raja salman tidak seburuk rezim sebelumnya raja abdullah.

Namun, anashir rezim abdullah rupanya belum semua bersih dan masih punya pengaruh kuat dalam kerajaan saudi yang membuat raja salman hanya bisa ikut saja.

Isolasi qatar adalah standar ganda dan kemunafikan baru dengan topeng yang sama negara teluk yang anti islam.

Mesir misalnya, sudah lama ingin berkonflik dengan Qatar, bahkan saat qatar menolak menyerahkan Ulama besar Yusuf Al Qardhawi, saat rezim mesir memvonis mati Syeikh Al Qardhawi in absentia pasca kudeta mursi dan penagkapan besar besaran tokoh tokoh ikhwanul muslimin.

Sedangkan Emirat, bukan rahasia lagi, dubai benci kepada ikhwan melebihi bencinya kepada yahudi, dubai benci ulama islam, melebihi bencinya kepada Rabi yahudi di sinagog jerussalem.

Bahkan, tahun 2012, kepala polisi Emirat Jenderal Dhani Khalfan bersumpah akan menangkap Syeikh Yusuf Al Qardhawi jika berani masuk ke dubai utk memenuhi undangan khutbah.

Dubai, kalau melihat beberapa hadits nabi, adalah negara yang paling kafir saat ini dalam jajaran negara islam.

Dubai lebih memilih mencium tangan Benyamin Netanyahu daripada tangan ulama, dubai lebih memilih membakar petasan kembang api setiap malam tahun baru yang menelan biaya 500 juta dolar, ketimbang menyumbang 5 dolar saja untuk palestina.

Nampaknya, istilah arab ” anjasun naas, fi atharil ardh ” adalah istilah yang tepat di lebeli kepada dubai, arti istilah diatas, manusia paling kotor di tanah yang suci.

Dubai dan negara teluk lupa, bahwa ikhwanul muslimin adalah pemilik saham terbesar dalam pembangunan teluk, mereka lupa sejarah kekuatan ikhwan sejak masa Hasan Al Banna sampai Prof Muhammad Badi saat ini.

Negara teluk menuduh Qatar dengan tuduhan macam macam yang mengada ngada, untuk menutupi keburukan wajah asli mereka sendiri.

Tapi, dengan ketenangan, Emir Qatar menyikapi santai aksi isolasi ini, Emir Qatar Syeikh Tamim Bin Hamad Khalifah Al Thani bahkan tidak banyak bersuara, hanya Menlu Qatar saja yang memberikan beberapa statemen.

Sikap Qatar yang elegan ini, menyimpan beberapa makna, antara lain, Qatar tidak akan goncang dengan aksi isolasi ini, Qatar tidak akan terprovokasi untuk menyerang lewat perang urat saraf dengan saudi, mesir, dubai dan seterusnya.

Qatar paham betul, bahwa kekuatan ikhwanul muslimin bersama mereka, dan kekuatan ini tidak bisa dianggap remeh, meskipun semua tokoh ikhwan sekarang ada dalam penjara mesir.

Dengan dukungan ulama Yusuf Al Qardhawi yang merupakan Ketua Majelis Ulama Dunia, posisi tawar Qatar saat ini sangat bagus dan kuat, Syeikh Yusuf Al Qardhawi akan menjadi salah satu magnet people sebagai salah satu penyebab banyak kalangan ke depan yang akan bersama Qatar.
Turki misalnya, dari awal pengumuman isolasi Qatar oleh negara negara teluk, sudah men-declare, bahwa turki berdiri bersama Qatar lahir batin, perlu dipahami, kekuatan turki hari ini adalah nomor ke 12 di dunia dalam segi militer,ekonomi dan politik internasional, sedangkan dalam kekuatan NATO, Turki nomor 2 setelah amerika, kekauatan laut turki no 8 di dunia, kekuatan darat turki no 9 di dunia, Qatar tidak lemah dan tidak sendiri.

Kedekatan pribadi secara emosional antara Recep T Erdogan dengan Emir Qatar saat ini Syeikh Tamim juga bukan rahasia lagi, begitu juga kedekatan Erdogan dengan Emir Qatar sebelumnya Syeikh Hamad Al Khalifa juga gak bisa diragukan.

Begitu juga Iran, akan berdiri bersama Qatar, ini bukan persoalan Sunni -Syiah, ini persoalan keseimbangan kawasan, karena masalah utama di kawasan teluk bukan hanya masalah sunni-syiah, tapi persoalan politik, palestina-israel, dan minyak juga bukan masalah kecil, kawasan teluk adalah kawasan rebutan dunia, barat, amerika, rusia, sampai eropa.

Negara lain yang berpotensi besar akan bersama Qatar dalam menghadapi isolasi negara teluk plot saudi – mesir – dubai ini antara lain ,tunisia, sudan, kuwait, maroko, aljazair, dan beberapa negara islam lain.

Aksi isolasi Qatar ini menurut saya, hanya akan menjadi bumerang bagi negara teluk, hanya akan memperbanyak musuh saudi, dubai, dan mesir, dan juga akan semakin membuat citra negara pelaku isolasi ini semakin buruk di mata dunia islam.

Aksi isolasi ini juga akan membuat amerika dan sekutunya di timur tengah akan menadapatkan musuh jangka panjang yang tidak ramah, terutama saat rezim as sisi nanti tumbang dan Ikhwan kembali ke panggung kekuasaan mesir, ini hanya masalah waktu.

Dengan mengotaki aksi isolasi ini, Donald Trump seolah mengulang kembali kebodohan pendahulunya presiden George Walker Bush dalam berhadapan dengan dunia islam.

Lebih jauh saya bisa mengatakan, bahwa jika Arab saudi, Dubai, Mesir, dkk terus menerus membenci dan memusuhi ikhwanul muslimin yang merupakan pemilik saham terbesar dalam percaturan politik kawasan teluk, maka kejatuhan rezim monarki tersebut, satu persatu hanya tinggal hitung waktu, khsusnya dubai dan saudi, sedangkan mesir, mungkin akan lebih cepat, as sisi tidak akan mampu mempertahankan semua tokoh ikhwan dunia terus menerus dalam penjara.

Akhirnya, Qatar yang tenang akan memenangkan konstestasi ini, Qatar punya banyak teman di dunia, behitulah kalau negara baik, orang lain akan mrngingat kebaikaannya kembali terutama saat saat genting seperti ini, Qatar akan menerima feedback dari setiap kebaikannya selama ini yang sudah ditebar.

Saya memprediksi, baik amerika atau israel, baik Saudi, Dubai, Mesir dan lain-lainnya yang terlibat aksi isolasi Qatar ini, tidak lama lagi akan menyerah menuju meja perundingan, saya yakin, syarat yang ditentukan saudi beserta koalisinya agar Qatar berhenti mendukung Hamas dan Ikhwan tidak akan disetujui Qatar sama sekali, jikapun disetujui, itu hanya akan berlaku diatas kertas dan hanya cek kosong semata.

Qatar menganggap ikhwan dan semua anashir nya adalah salah satu aset penting negara kaya tersebut, dan ulama Yusuf Al Qardhawi bukan hanya ulama bidang fikih dan tafsir, beliau juga ulama besar bidang politik yang menjadi rujukan utama dunia berhaluan moderat saat ini, baik di timur tengah maupun di luar arab, oleh karena itu Qatar sudah bersedia menampung Al Qardhawi sejak 40 tahun lamanya.

Dalam Dunia perundingan, ada istilah “From Bolet To Bullet, From Bullet To Bolet” artinya dari meja runding menuju peluru, dari peluru menuju meja runding. Artinya dari tekanan menuju meja damai, sekutu saudi, mesir dan dubai, tidak lama lagi, mau gak mau, mereka segera akan memilih opsi ‘From Bullet To Bolet”, mereka akan segera berunding di meja runding,

Dengan demikian, Qatar dan pendukungnya akan mendapatkan banyak keuntungan jangka panjang setelah aksi isolasi ini selesai.

Wallahu alam

(***)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.